part: SEMBILAN BELAS.

105 38 24
                                    

Jangan lupa vote dan komentar Ya guys,,, 
Masih disini dengan cerita yang membosankan.

Happy reading 🤍


Setelah ada sedikit pengumuman dari guru tadi, akhirnya SMA Galaksi pulang cepat dikarenakan ada orang tua dari salah satu guru meninggal dunia, jadi, semua guru ingin menjenguk beliau makanya hari ini cepat pulang betapa bahagianya murid yang malas sekolah.

Ria,Caca, Abel dan Laura berjalan di koridor sekolah ada yang menuju gerbang sekolah untuk pulang hari ini. Namun, Ria dan Caca ingin pergi ke salah satu toko bunga kata Caca untuk ucapan ulang tahun untuk Mamanya Alfian.

"Ca, izin dulu sama Fiyan, gak enak soalnya kan gue tinggal sama dia."

"Gak usah, kalau lo minta izin gak bakal dikasih." Ujar, Caca. Emang benar Alfian kalau sudah bertanggung jawab gak bakal sembarangan ngasih izin Caca tahu itu dari mantan Alfian dulu.

Menghela nafasnya, Ria mengangguk paham" yaudah deh ayok."

"Abel, Laura kalian ikut gak?" Tanya, Ria pada kedua gadis itu.

"Sorry gak bisa." Jawab, Laura dingin tapi tegas. Caca yang mendengar nada bicara dari Laura membuat ia heran auranya tidak seperti biasanya. Kayak ada dendam abadi dalam diri Laura pada Ria sahabatnya itu.

Lalu Ria menoleh pada Abel, gadis itu hanya tersenyum nanar padahal dia ingin pergi tetapi dia tidak enak pada Laura bagaimana pun Laura sudah menjadi temannya sekarang tidak mungkin untuk pergi dengan mereka nanti Laura bilang datang disaat butuh saja.

Melihat raut wajah Abel, Ria mengangguk paham kemudian dia langsung menggandeng Caca, dan pergi dari hadapan kedua Laura dan Abel. " Yaudah, kita duluan ya." Pamit keduanya.

"Yuk, Lau gue mau cepat pulang."

"Hm."

Disisi lain, Juan Alfian dan Ridho sedang berkumpul di parkiran mereka bertiga asik bercerita disana entah apa yang mereka ceritakan tapi, tiba-tiba Nenda langsung menghampiri ketiga cowok itu sambil tersenyum sok manis.

"Hallo, Alfian lo mau pulang?" Tanya, Nenda dengan nada yang sedikit menjijikan karena di imut-imutin kan jadi gelay.

"Nggak Nenda, dia mau bertapa disini." Sahut, Juan degan sorot mata yang tidak suka pada gadis di depannya ini.

Nenda menatap kesal Juan kemudian kembali menoleh " kalau lo sendiri, bisa anterin gue nggak?" Tanya, Nenda berharap sekali jika cowok itu kau mengantarnya pulang biar sekalian pedekate.

"Sorry Nenda, bukannya gak mau ya. Gini, motor kami kan ada dua satu lagi, ban nya kempes nah dan lo pasti tau kan salah satu dari kita pasti nebeng sama Fiyan." Bukan, Juan yang menjawabnya melainkan Ridho.

"Beneran Fiyan?" Tanya, Nenda meyakinkan soalnya dari raut wajah Juan dan Ridho dia pasti tidak percaya.

"Hmm." Alfian hanya berdehem kemudian memakai helmnya.

" Gimana dong teman-teman gue udah pulang semua."

"Ya kenapa gak dari tadi sama temen lo? Ngapain nyamperin kita!" Kata Juan dengan ketus.

AlFIANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang