Hai bebeh aku kembali lagi, di versi terbaru jangan pernah bosan ya guyssss......
Vote dan komentar jangan lupa biar semangat up nya thank you 💗💗💗
Happy reading.
Hari ini matahari terik sekali tidak ada yang membuat Ria nyaman dia terus berbalik kearah kanan dan kiri diatas tempat tidurnya. Sebenarnya dia sedang tidak mood sekarang karena dia melihat kalau Fiyan cerita sama Nenda, hal itulah yang membuat gadis rambut sebahu itu badmood.
"Riaaaaa" Teriak Bunda dari luar kamar, ah menjengkelkan sekali Ria mau istirahat kenapa dipanggil.
Dengan malas Ria beranjak dari tempat tidurnya ia mengepalkan tangannya kesal? Pasti orang mana tidak kesal jika jam istirahat nya di ganggu apalagi hatinya sedang patah sangat menganggu saja.
"Ada apa Bunda? Ria istirahat dulu capek banget baru aja Ria pulang sekolah." Keluh Ria setelah membuka pintu kamarnya.
"Gak usah berlagak capek, capekan juga bunda kerja nafkahin kalian." Ucap Bunda sinis.
Ria berusaha tersenyum " Iya, ada apa bunda?" Tanyanya penasaran.
"Kamu bantu kakak kamu dong, jangan seenaknya aja pulang sekolah tidur kamu pikir kamu nyonya dirumah ini? Kita orang susah harus kerja, lihat kakak kamu walaupun masih kuliah dia udah berpenghasilan." Ujar, Bunda kemudian Wanita umur 32 tahun itu pergi.
Ria menghela nafasnya lagi-lagi Ria dibandingkan dengan saudaranya sendiri itu yang Ria tidak suka dari bundanya selalu dibandingkan dengan Zara_kakaknya sudah beberapa tahun ini Bunda selalu saja begitu dia tidak pernah memikirkan perasaan Ria.
Bunda menoleh " Kamu dengar gak? Setidaknya cari kerja, sekolah kamu mahal jangan jadi anak pemalas bunda gak suka." Ketus Bunda, kemudian wanita itu pergi dari depan kamar Ria.
Mata Ria berkaca-kaca, padahal baru saja dia pulang sekolah bahkan sekarang dia masih memakai baju sekolah, apa Bunda tidak tahu kalau Ria juga merasa lelah bagaimana tidak terkadang Ria kesekolah jalan kaki atau naik Bus terkadang hanya memakai sepeda sungguh miris kehidupan Ria.
"Gue cari kerja apa? Gak mungkinkan anak seusia gue kerja di kantoran? Terus kerja dimana? Biar Bunda gak bandingin lagi sama Kak Zara." Monolog Ria sambil menutup pintu dan duduk dikasurnya.
Menghela nafas berat Ria kembali menyenderkan punggungnya, dia terus berpikir bagaimana cara kaya? Bagaimana ia bisa menjadi Rafatar dan Kiano pasti sangat seru kalau diminta langsung dibeli uh Ria pengen jadi kaya tapi bagaimana caranya?
Satu jam gadis itu berpikir, sekarang dia mendapat ide kalau didekat sekolahnya ada restoran baru dibangun dan baru dibuka siapa tau mereka membutuhkan karyawan mungkin Ria akan keterima kerja disana. Namun dia masih ragu apa dia sanggup? Dia kan orang pemalas bahkan dirumah saja dia malas melakukan pekerjaan rumah.
"Demi, Bunda suka sama gue lebih baik besok pulang sekolah gue kesana aja deh." Ujarnya, setelah itu Ria mengganti pakaiannya ia ingin menemui Athlas meminta pendapat dengan cowok itu.
Athlas
Me: Ath gue mau cerita, Lo ditempat biasa?"
Athlas: iya datang aja.
Setelah mendapat pesan dari Athlas Ria langsung pergi tanpa pamit, percuma kalau pamit juga tidak di open sama sekali terkadang Ria berpikir apa dia anak pungut Yanga dapat dari tong sampah? Terus orangtuanya yang sekarang kasihan dengan dia makanya mereka mengurusnya. Kalau iya sumpah dia ingin ditemukan oleh Rapi Ahmad.
Gadis itu mengayuh sepeda bisa dibilang butut karena sepeda lama, namun dia tidak pernah gengsi atau mengeluh dia berpikir pasti akan berjalan lancar kalau kita belajar dan mendapat juara dan nilai teratas dia ingin sekali. Jika tidak kaya juga setidaknya nilainya tidak jelek.
Sampai diwarung, Athlas menyuruh kedua temannya untuk pergi cowok itu tidak mau kalau warga sekitar menganggap Ria cowok murahan karena tempat tongkrongan Athlas itu dipenuhi cowok semua untung hari ini hanya dia dan dua cowok tadi itupun sudah pergi.
"Tumben lo nyamperin gue ada apa?" Tanya Athlas.
"Duduk dulu gue astagfirullah."
Athlas terkekeh" iya-iya, duduk dulu, mau minum? Kelihatannya capek banget."
Ria menggeleng ,bukan dia tidak mau anggap aja dia menolak karena Athlas sudah terlalu baik karena menawarkan dirinya minum sebenarnya sih Ria gak punya uang kan gak mungkin Athlas mentraktirnya lagi.
Ria menarik nafasnya sebelum berbicara " Ath, gue pengen kerja gimana menurut Lo?"
Cowok itu menautkan alisnya, "tumben mau, lo kan anaknya pemalas gak yakin kalau Lo mau kerja."
"Ish, gue serius biar gue ada uang bunda gue juga suka ke gue, masa dia selalu banggain kakak gue gak seru tau."
"Makanya sadar diri, seharusnya dari dulu Lo jangan jadi anak pemalas jangan jadi anak pengekang gini kan akhirnya."
"Lo mah, gak seru banget kalau diajak cerita." Kesal Ria, menatap sinis cowok didepannya kenapa hari ini sangat mengesalkan.
Athlas tertawa kecil " Lo mau kerja dimana?" Tanya Athlas serius.
"Didekat restoran apa kafe sih yang didekat sekolah kita."
"Lo yakin kerja disana? Gak malu?" Tanya, Athlas meyakinkan.
Ria tersenyum " selama dapat uang kenapa enggak, gue kan pengen dipuji Ath pengen dibanggain." Ucap, Ria dengan wajah lesunya. Kalau orang bertanya apakah kelas jadi Ria? Ia akan jujur dia menjawab lelah dan ingin pergi dari bumi.
"Gue setuju aja sih, cuman apapun endingnya nanti Lo gak bakal nyerah Ri, gue ngerti perasaan dan keadaan lo, inget kalau Lo butuh sesuatu lo gak usah segan bilang ke gue."
"Iya, Ath makasih ya kalau gitu gue pulang dulu." Pamit, Ria. Dia tidak mu dimarahi lagi kalau pulang terlambat Bundanya itu sangat kejam lebih kejam dari Ayahnya.
Kalau kalian bertanya dimana Ayah Ria, maka ria akan menjawab kalau pahlawannya itu sedang bekerja menjadi tukang membuat rumah orang kaya diluar Jakarta, ya bisa dibilang mereka LDR -an sudah 1 bulan ini Ria tidak pernah bertemu Ayahnya dia jadi rindu. Karena cuma Ayahnya yang mengerti dirinya dia sudah dijadikan ratu oleh ayahnya.
"Ya Allah, kapan aku bahagia? Atau ini sudah skenario mu? Kenapa? Aku tidak sekuat orang-orang aku perempuan lemah! Tapi kenapa ujian ini sangat berat? Apa salah ku?" Teriak Ria di jalan sepi hanya ada beberapa rumah saja disana.
Hujan mulai turun Ria terkejut apa ini respon langit saat ia sedang mengeluh? Apa langit tidak mau dia mengeluh? Iya Ria juga tidak mau mengeluh tapi dia terlalu lelah Bundanya tidak pernah memperhatikan dirinya. Hanya Zara yang dibanggakan Bundanya itu sungguh sakit.
Perlahan, Ria berhenti didepan toko minimarket untuk berteduh, dia pikir tadi Hujan hanya sedang bercanda, ternyata tidak hujan benar-benar turun dengan sangat deras, gadis itu menatap hujan andai saja tidak ada orang disini dia akan teriak sekeras mungkin untuk menumpahkan segala kesedihannya.
"Ini jaket buat lo, lain kali jangan main hujan ntar Lo sakit."
Deg!
Digantung ya? Hahahha maaf biar kalian penasaran aja yaudah makasii yang sudah membaca.
Jangan lupa vote dan komentar ya guys.
Aceh
11 Februari
KAMU SEDANG MEMBACA
AlFIAN
Teen FictionJANGAN LUPA DI FOLLOW GUYS Dunia kenapa begitu kejam? Dan Tuhan kenapa kau menghidupkan gadis malang seperti dia?_Alfian Arganamahendra Aku memang bukan kebahagian tapi ingat aku akan membuatmu bahagia, kita adalah remaja yang di paksa kuat dengan k...