MENUJU ENDING!!!
Tentang seorang gadis yang merajuk tengah malam meminta kepada Hendra selaku Ayah dari seorang Keyara Anastashia Mahardika agar memindahkan dirinya untuk melanjutkan pendidikannya di Bandung bersama sang kakak Nauval Rayzen Mahardik...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
SAQUELA ✧✧ BAB 4
Don't forget to vote, comment and share this story on all your social media.
________________________________
Hari yang ditunggu-tunggu akhirnya tiba, tepat 2 minggu setelah acara makan malam itu terlaksana hari ini Rara dan keluarga akan pergi ke Bandung.
Tumpukkan koper dari ukuran yang paling kecil sampai dengan size yang paling besar ada di sini. Berjejer rapi di ruang tamu rumahnya.
Di waktu yang bersamaan sedang terjadi ke gaduhan di halaman depan, Leon-lah penyebabnya."Gimana sih? Kok bisa tuh anak mau pindah ke Bandung tapi gak ada info ke gue." geramnya dengan kesal.
"Ya, mana gue tau Bang, gue kira lo udah di kasih tau sama Rara." balas Helen seadanya, gadis itu menatap satu buah mobil box yang terparkir rapi di garasi rumah temannya ini.
"Sialan!" desisnya tak suka.
"Go, ayo kedalem!" ajak Leon pada Yugo, lelaki itu hanya mengangguk kemudian berjalan masuk menyusul Leon dan Helen.
"Key! Keyara!!" panggil Leon sembari berteriak, tak peduli akan tatapan maut dari Hendra yang jelas Ia harus menemui Rara sekarang juga.
"Key, mana Om?" tanyanya dengan lugas.
"Pagi-pagi datang kemari, bukannya salam malah ngerusuh kamu." ujar Hendra.
"Ck! Key mana?"
"Adik Aku mana Om, di umpetin dimana?" rengek Leon seperti anak kecil. Hendra menggeleng, memilih mengabaikan keberadaan Leon dan kembali fokus mengecek beberapa barang di depannya.
"Arghh! Gue bakar juga ni rumah lama-lama." kesalnya
"Kayaknya Rara ada di kamar deh, Bang." celetuk Helen yang mengedarkan arah pandangnya ke seluruh penjuru ruangan.
"Gas kita grebek!!" serunya dengan semangat. Helen tertawa renyah, melihat 2 sosok lelaki itu berlarian menuju lantai dua. Tapi tawa itu tak berlangsung lama ketika mengingat dirinya yang diperlakukan jauh berbeda.
