✧BACKSTREET✧

7.8K 298 15
                                    


SAQUELA ✧✧ BAB 22

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

SAQUELA ✧✧ BAB 22

Don't forget to vote, comment and share this story on all your social media.
________________________________

Bel pulang baru saja berbunyi, seluruh siswa berhamburan ke luar kelas menuju tempat tujuan mereka masing-masing. Ada yang menuju rooftop, kantin, halaman bahkan ada yang sudah tidak tahan untuk buang air besar.

Ruang kelas MIPA 3 sudah sepi, hanya menyisakan dua insan yang tengah diliputi situasi tidak nyaman.

Tadi Rara sudah pulang duluan bersama dengan Nauval dan teman-temannya, termasuk Sean juga Aksa. Mereka bilang akan pergi ke Getap terlebih dahulu, jadi Sanaya memutuskan untuk pulang bersama Alen yang menantinya di parkiran.

"Pulang bareng siapa?" tanya Andreas pada Sanaya, cowok itu memposisikan dirinya tepat di depan meja dengan kedua tangan yang mengukung Sanaya.

"Bang Alen." jawabnya singkat, sambil terus memasukkan beberapa buku serta alas tulis ke dalam tasnya.

"Sama gue!" tapi Sanaya menulikan pendengarannya, ia berjalan tanpa mau merespon ucapan Andreas.

"Nay! Pulang bareng gue!" ajak Andreas, yang tanpa sengaja mencengkram kuat lengan Sanaya hingga membuat gadis itu meringis pelan.

"Ck! Gue pulang sendiri!" ucapnya, menghempas tangan cowok itu dengan kasar.

"Lo, kenapa selalu nolak gue sih? Salah gue apa?" nada suara Andreas terdengar dingin.

"Gak usah paksa gue, gue gak suka!" ujar Sanaya dengan raut wajah ketusnya, menatap Andreas tak suka.

"Dari dulu, gue selalu nurunin ego buat ngehadepin lo, Nay. Tapi sekarang, kayaknya gue gak bisa." ucap Andreas dengan nafas yang terengah.

Situasi koridor yang sepi, membuat suara cowok itu mampu terdengar dengan jelas oleh Sanaya, tanpa sadar tangannya terkepal, menahan rasa gejolak dalam dirinya.

"Gue muak sama situasi kita yang kayak gini terus, lo selalu nuntut buat dimengerti. Tapi, apa yang gue dapet?"

"Lo bahkan jijik tiap gue deketin." mendengar ucapan Andreas membuat hati Sanaya terkikis. Gadis itu menggeleng tapi Andreas terus mengeluarkan isi hatinya.

"Disini, gue rasa cuma gue yang berjuang dan lo enggak. Mau lo sebenernya apa sih, Nay?"

"Yas, udah! Ini sekolah, jangan bertingkah kayak anak kecil, bisa gak sih?" Sanaya memalingkan pandangannya ketika sorot mata Andreas dengan jelas menampilkan raut kecewanya.

SAQUELATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang