✧SURAT PERINTAH TERTULIS✧

6.4K 222 52
                                    


SAQUELA ✧✧ BAB 31

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

SAQUELA ✧✧ BAB 31

Don't forget to vote, comment and share this story on all your social media.

________________________________

Rara baru saja selesai mandi, ia menatap setiap inchi lekukan tubuhnya yang terbalut kaos oversize pada kaca cermin.

Membolak-balikkan posisinya dengan tak henti-henti mengucapkan kalimat kagum.

"Gila! Beneran cantik ternyata, udah cocok punya pacar berarti ini." ucapnya dengan bangga.

Tangannya terangkat, membuka gulungan handuk pada kepala kemudian bergerak mengambil hairdryer, lalu mengeringkan rambutnya yang masih setengah basah.

"Berasa kayak Tuan Puteri, yang dijaga ketat sama pengawal kerajaan."

"Papa jadi Raja, Mama jadi Ratunya, Bang Nau sebagai Putera mahkota, eh? Jadi tukang kebun aja sih lebih bagus, trus Aya jadi Tuan Puteri." gadis itu tersenyum kecut, lantas meletakkan kembali alat pengering itu pada meja rias.

Beralih naik keatas tempat tidur, menatap langit-langit kamar yang dihiasi satu buah lampu berwarna putih yang sengaja ia hidupkan dalam mode redup.

"Etherousva jadi prajurit yang selalu jaga Aya, dan Oziel cocoknya jadi Pangeran tikus yang coba rebut Aku dari mereka."

Tangannya melayang-layang di udara, seperti menggambar sesuatu yang abstrak disana, terlalu asik melamun. Rara tidak sadar jika sedari tadi ada seorang cowok yang memandanginya dari arah balkon sambil menikmati secangkir teh.

"Omaygat! Cerita hidup Aya harus segera di filmkan. Nanti tinggal minta Paman James buat produksi." ucapnya sambil terkikik geli.

Krakk!

"Ehh? Apaan tuh?" Rara segera menoleh ke arah jendela yang full dilapisi kaca setebal 2 mili, sebuah batu kecil ternyata.

Ia mendorong pintunya agar terbuka, melihat ke depan sana ternyata ada Oziel yang tersenyum jahil sambil menatapnya.

"Kamu ngapain lempar batu ini ke balkon aku?" tanya Rara tanpa bersuara. Ia setengah berbisik takut jika Kakaknya mendengar mereka berdua sedang mengobrol.

"Apa?" tanya Oziel, mimik Rara tidak terlalu jelas ia lihat. Oziel mengangkat ponselnya dan menunjuk layar, "Kita telfonan, aja!"

Rara mengacungkan jempolnya dan kembali ke dalam.

Drrrtt..., drrrttt!

SAQUELATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang