MENUJU ENDING!!!
Tentang seorang gadis yang merajuk tengah malam meminta kepada Hendra selaku Ayah dari seorang Keyara Anastashia Mahardika agar memindahkan dirinya untuk melanjutkan pendidikannya di Bandung bersama sang kakak Nauval Rayzen Mahardik...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
SAQUELA ✧✧ BAB 32
Don't forget to vote, comment and share this story on all your social media.
________________________________
Aksa mengendarai mobilnya dengan kecepatan sedang, ia sengaja bangun lebih awal karna harus menjemput Rara. Cowok itu sedikit bersemangat pagi ini, moodnya benar-benar bagus jika bertemu dengan Rara.
Disepanjang jalan ia terus menerus tersenyum seperti orang gila, butuh waktu 32 menit agar bisa sampai dikediaman gadis itu, karna sebetulnya jarak rumah mereka cukup jauh maka memerlukan waktu lebih lama di perjalanan, sebenarnya tadi Sean mengiriminya pesan untuk ikut berangkat ke sekolah bersama, tapi Aksa menolak.
Demi menjemput Queen of Etherousva, Aksa rela membuang waktu tidurnya.
"Jangan ngebut-ngebut, Sa! Gue titip Rara." ujar Nauval, ia mengantar Rara sampai di depan mobil Aksa.
Cowok itu hanya mengangguk sebagai jawaban, pintu ditutup, mobil yang mereka kendarai melaju membelah jalanan menuju Harnus.
"Aksa..." panggil Rara.
Yang dipanggil hanya menoleh sekilas, tangannya mengambil kaca mata hitam yang tersampir pada saku seragamnya.
Rara hanya melihatnya sambil berdecak kagum, Aksa benar-benar berdamage, jika dilihat dari samping.
"Udah?" ucap Aksa yang kembali membuat Rara tersadar.
"Hehehe, Aksa ganteng banget." puji Rara dengan wajah yang dibuat segemas mungkin.
Sebenarnya cowok itu ingin sekali mencubit pipi tembam milik Rara, tapi demi menjaga imagenya sebagai cowok cool, Aksa mengurungkan niatnya itu.
"Ak-"
"Hmm?" Potong cowok itu dengan cepat tanpa melirik Rara yang duduk disebelahnya.
"Hehehe, anu Sa..." Aksa menaikkan sebelah alisnya pertanda bertanya.
"Aku boleh pinjem buku tugas kamu, gak? Aku gak bisa matematika, angkanya buat kepala aku pusing." ujar gadis itu dengan jujur.
Tangan Rara saling bertaut, sesekali melirik Aksa dengan sudut matanya yang nampak tak peduli.
"Aksaaa? Kamu denger gak sih?" rengek Rara bak anak kecil.
"Turun!" titah Aksa, Rara merotasikan pandangannya ternyata mereka sudah tiba disekolah.
Melihat Aksa yang sudah terlebih dahulu turun dari mobil, Rara segera berlari menyusulnya.