MENUJU ENDING!!!
Tentang seorang gadis yang merajuk tengah malam meminta kepada Hendra selaku Ayah dari seorang Keyara Anastashia Mahardika agar memindahkan dirinya untuk melanjutkan pendidikannya di Bandung bersama sang kakak Nauval Rayzen Mahardik...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
SAQUELA ✧✧ BAB 20
Don't forget to vote, comment and share this story on all your social media. ________________________________
Hari pertama bagi Rara mengenyam pendidikan sebagai siswi SMA Harapan Nusantara. Sesuai rencana serta pembagian tugas kemarin, pagi ini mereka berempat menjemput Nauval serta Rara di rumahnya, Vano mengendarai mobil bersama Raffa sedangkan Raffi satu mobil dengan Alen.
2 kendaraan mewah itu memasuki pekarangan rumah elit milik Keluarga Mahardika di komando oleh Victor agar memakirkannya di sebelah mobil milik Nauval.
"Selamat pagi Tuan." sapa Victor dengan ramah ketika empat orang tersebut keluar dari mobil.
"Panggil nama aja, Om." tolak Raffa dengan halus, Victor mengganguk dan mengajak mereka menemui Nauval serta Rara di meja makan.
"Nona dan Tuan muda sedang sarapan, kalian bisa bergabung jika belum makan."
"Tante Yura sama Om Hendra mana? Kok gak ada?" tanya Alen yang sedari tadi memperhatikan sekitarnya.
"Mama sama Papa lagi keluar kota, kata Om Ari besok udah pulang." balas Rara disela-sela makannya.
"Udah belum, Ra?" ternyata cowok itu sudah menyelesaikan makannya.
"Bentar, dikit lagi." suapan terakhir sudah masuk ke dalam mulutnya, Rara mengambil tas yang ia gantungkan pada kursi lalu memakainya.
"Yuk! Aya udah siap." Vano terkekeh geli melihat tingkah Rara yang tak jauh beda dengan Sean.
"Mbok maaf ya, Rara gak bisa bantu beresin meja makan. Mbok beresin dulu yaa." Maaf Rara dengan tulus.
Gadis itu tampak menggemaskan memakai seragam yang cukup pas sehingga memperlihatkan lekuk tubuhnya, rambut tergerai dengan jepitan besar menempel erat pada poninya.
"Jepit baru, ya?" tanya Alen seraya menyomot satu lembar roti di atas meja.
"He'em, kemarin dibeliin sama Bang Zen." balasnya, mereka berenam berjalan keluar menuju tiga mobil yang terparkir di loby depan.
"Nih, jangan di makan sekarang. Nanti aja." ucap Raffa menyerahkan satu papper bag yang berisikkan 3 buah susu fullcream dan 1 dessert box.
"Wahhh..., makasi Karaf!" jawabnya dengan semangat, Raffa mengangguk kemudian mengacak rambut gadis di depannya dengan gemas.
"Tuan, bisa bicara sebentar?" ajak Victor pada Nauval, cowok itu mengangguk dan berjalan menjauhi kerumunan.
