MENUJU ENDING!!!
Tentang seorang gadis yang merajuk tengah malam meminta kepada Hendra selaku Ayah dari seorang Keyara Anastashia Mahardika agar memindahkan dirinya untuk melanjutkan pendidikannya di Bandung bersama sang kakak Nauval Rayzen Mahardik...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
SAQUELA ✧✧ BAB 28
Don't forget to vote, comment and share this story on all your social media.
________________________________
Hari ini, Rara pergi ke sekolah di antar oleh Victor. Ah— mengenai para bodyguard serta pengawal pribadinya, mereka tetap mengawasi gadis itu hanya saja gerombolan pria dewasa berbadan kekar itu dapat mengawasi Rara dan Nauval dari kejauhan.
"Emang Bang Zen berangkatnya jam berapa, Om?" tanya Rara.
"Mungkin setengah jam yang lalu."
"Kok Aya gak dibangunin, sih?" dumel gadis itu, Victor hanya meliriknya sekilas tanpa berniat membalas ucapan sang majikan.
Sekitar 20 menit perjalanan, mobil mewah itu memasuki kawasan SMA HARAPAN NUSANTARA. Victor memutar kemudi, berhenti tepat dihadapan segerombolan siswa laki-laki yang menggunakan jacket Etherousva.
"Gak usah turun, Om! Rara bisa buka pintunya sendiri." ucap Rara, kemudian keluar dari mobil.
"Pagi, Ra!" sapa Gaby dengan hangat.
"Pagi juga, Gaby!"
"Kalian ngapain diem di sini?" tanya Rara.
Salah satu dari mereka membuka suara, "Nungguin lo sama Sanaya-lah." ucap cowok dengan iris mata coklat itu.
"Sanayanya mana?" tatapan Rara tertuju pada Joshua yang sibuk membenahi letak earphone pada telinganya.
"Mau beli cilok, katanya." sahut cowok itu, tak berselang lama, Sanaya datang dari arah kantin yang memang berada tak jauh dari parkiran.
Gadis itu berlari cepat sembari satu tangannya memegang ponsel, "Kebiasaan, lari-lari." ucap Andreas tak suka, namun Sanaya hanya menyengir.
"Ayo, ke kelas! Bentar lagi pelajarannya, Pak Max, kita harus buru ke lapangan." ucap Gaby mengintrupsi.
-SQL-
"Habis ini katanya bakalan ada ulangan, ya?" tanya Rara pada Aksa.
Cowok itu mengangguk, melemaskan otot-ototnya yang kaku selesai olahraga.
"Aksa kamu mau minum? Aya beli dua tadi." tawar gadis itu menyerahkan satu botol air mineral pada Aksa.
Di waktu yang bersamaan, Sanaya datang dan melakukan hal yang sama seperti yang Rara lakukan pada Aksa. Mereka bertiga saling pandang, hingga akhirnya Rara urung memberikan minumannya.
