✧SAKIT✧

4.3K 136 2
                                    

SAQUELA ✧✧ BAB 43

Don't forget to vote, comment and share this story on all your social media.

________________________________

Seharian ini Rara hanya menghabiskan waktunya dengan berdiam diri di dalam kamar. Bayangan tentang kejadian beberapa waktu lalu masih menghantuinya.

Hendra juga tak kunjung mengabarinya atau sekedar memberi penjelasan tentang kejadian di kafe mentari.

Sebulan berlalu, Nauval masih tidak mengetahui apa yang terjadi. Yang cowok itu ketahui hanya Kedua orang tuanya sibuk bekerja diluar kota mengurus beberapa cabang dan sektor di kantor pusat.

Belakangan ini gadis itu menjadi jarang makan, sering murung dan selalu menolak ajakkan kakaknya atau bahkan Sanaya dan anak-anak lain untuk sekedar berkumpul atau keluar mencari angin.

Tok! Tok! Tok!

"Permisi Non, ini bibik." ucap seorang maid dari luar kamar.

"Non Rara?"

"Non ada di dalam kan?"

"Nona Rara, ayo makan dulu Non."

Pintu terus di ketuk dari luar, semakin lama temponya semakin cepat. Panggilan yang semulanya lembut kini berubah menjadi teriakkan keras diselingi perasaan khawatir dan campur aduk.

Kepala gadis itu terasa pening dan berat, pandangannya menjadi kabur. Saat hendak berjalan menuju pintu rasa sakit yang hebat menyerang tubuhnya.


Brukk!



Mata gadis itu mengerjap pelan, rasa pening sesekali terasa kala sinar lampu menyorot dirinya. Tak lama pintu kamar terbuka, Nauval masuk dengan wajah pias dan penampilan yang kacau.

"Ra," panggil cowok itu, Nauval mengambil tempat di sebelah Rara, duduk menyamping sambil terus mengusap surai gadis itu dengan lembut.

"Kenapa bisa sampek sakit kayak gini?" tanya Nauval dengan suara yang bergetar.

Mata cowok itu memerah, tapi sebisa mungkin ia tahan agar tak terlihat seperti lelaki cengeng di depan adik kecilnya.

"Aya gak apa-apa." balas gadis itu, senyum paling manis yang Nauval lihat. Walau bibir gadis itu pucat pasi tetap saja Keyara adalah gadis paling cantik yang pernah ia temui.

"Mama sama Papa gak bisa pulang, kerjaan di kantor masih banyak. Kamu gak pa-pa kan? Kalo malem ini Abang yang gantiin mereka buat ngejagain kamu?"

Mendengar nama itu, Rara kembali merasakan de-javu. Ia mengangguk singkat. "Papa kerja ya Bang? Beneran gak bisa pulang?"

"Papa lagi di Bali, katanya ada urusan sama beberapa klien. Mungkin bakalan balik minggu depan. Kamu kangen Papa ya, Ra?"

Rara tersenyum kecut mendengar kata Nauval. Andai saja cowok di depannya ini tau apa yang sebenarnya terjadi mungkin Nauval akan melakukan hal yang sama seperti Rara.

"Aya kangen Papa yang dulu, yang bisa Aya peluk tanpa Aya minta lebih dulu."


-SQL-

SAQUELATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang