MENUJU ENDING!!!
Tentang seorang gadis yang merajuk tengah malam meminta kepada Hendra selaku Ayah dari seorang Keyara Anastashia Mahardika agar memindahkan dirinya untuk melanjutkan pendidikannya di Bandung bersama sang kakak Nauval Rayzen Mahardik...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
SAQUELA ✧✧ BAB 47
Don't forget to vote, comment and share this story on all your social media. ________________________________
2 hari berlalu pasca tragedi penusukkan yang dialami Keyara. Sampai detik ini, gadis itu masih setia dalam tidurnya. Selang-selang medis saling terhubung satu sama lain melekat kuat dalam tubuh lemah itu.
Rara sudah dipindahkan ke ruang rawat kemarin sore. Letta dikabarkan pergi ke Semarang bersama anaknya Sanaya dan tentunya diantar oleh Hendra.
Pria itu bahkan tak sedikitpun mau meluangkan waktunya untuk menyempatkan diri menjenguk putrinya. Yura sudah pasrah akan kondisi rumah tangga mereka, yang ia fokuskan hanya kesembuhan Rara.
"Siang Tante." sapa Oziel, cowok itu datang lengkap dengan seragam sekolahnya, menenteng plastik berwarna putih kemudian memberikannya pada Yura.
"Ini dari Mama, dimakan ya Tan." ujarnya lagi.
"Terimakasih nak Oziel, Tante titip Rara sebentar ya? Mau ke bawah dulu, gak lama Nauval bakalan dateng, kok."
Oziel mengangguk paham, "Iya Tante." jawab cowok itu, ia melepas tasnya meletakkan benda itu di samping brankar Rara. Menarik kursi besi lalu mendudukkan dirinya persisi di sebelah Rara.
"Hai Ra?" sapanya dengan lembut, mengelus pucak kepala gadis itu dengan pelan. Iris matanya menatap lekat wajah Rara yang damai.
"Gue izin duduk disini ya?" ucapnya dengan senyum mengembang.
Tak lama berselang senyum itu menghilang berganti dengan raut wajah yang gusar, "Percuma juga gue minta izin, lo gak bakalan denger."
"Ck! Tuh'kan lo ajak gak gerak." omelnya kala melihat jari-jari tangan lentik milik gadisnya.
"Kemarin gue denger lo ngeluh ngantuk, tapi kenapa lo malah tidur disini? Lo gak ada niatan ninggalin gue kan, Ra?" gumam cowok itu.
"Apa perlu gue buat mereka menderita biar lo puas? Lo lagi mimpi apasih Ra? Pules banget tidurnya. Lo gak kangen gue apa?"
"Anjing!" umpat Oziel kesal dengan dirinya. "Lo bangun dong, Ra! Kalo lo gak kangen gue biar gue yang nurunin gengsi buat kangen sama lo."
"Gu-PUNTEN ORANG GANTENG MAU LEWAT, MANA RED KARPETNYA?" potong Sean.
Tunggu, bukan hanya Sean. Cowok itu ternyata datang bersama inti Etherousva termasuk Aksa, Gaby dan Andreas.
"Nyokap gue mana?" tanya Nauval.
Oziel menghela nafasnya, merotasikkan bola mata dengan malas kemudian menunjuk pintu utama, "Keluar tadi."