MENUJU ENDING!!!
Tentang seorang gadis yang merajuk tengah malam meminta kepada Hendra selaku Ayah dari seorang Keyara Anastashia Mahardika agar memindahkan dirinya untuk melanjutkan pendidikannya di Bandung bersama sang kakak Nauval Rayzen Mahardik...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
SAQUELA ✧✧ BAB 39
Don't forget to vote, comment and share this story on all your social media. ________________________________
Raffi menatap aneh gerak-gerik cowok di depannya ini, layaknya orang gila. Sedari tadi Oziel hanya sibuk menatap lurus ke depan dengan pandangan kosong sambil tersenyum tanpa henti.
"Tuh, anak sakit apa gimana?" monolognya.
Takut terjadi sesuatu yang tidak diinginkan, dengan segera Raffi mendial satu nomor darurat pada ponselnya.
"Paan?" ucap seorang disebrang.
"Anying, lo dimana Len?" tanya Raffi mendesak.
"Gua di lapangan sama anak-anak, bentar lagi kita nyusul ke sana." jawab Alen.
"Buruan! Si Ojil kesurupan bangsad!"
"A-ah? Serius anjir?! Maksud lo Ojil? Ojil si anak onta kan?
"Ngapa bisa kesurupan, bego? Lu bedua habis ritual jelangkung apa gimana?"
"Iya, Ojil Onta!"
"Mana gue tau, buruan ke sini lo pada!" titahnya.
"Yaudah tunggu bentar!"
Tut!
Gerombolan anak-anak Etherousva berlarian memenuhi jalanan koridor menuju kantin utama, rombongan di pimpin oleh Vano sang ketua.
Lihatlah, barisan paling belakang, ada Sean dan Rara yang seperti bocah Tk memegang permen lolipop di tangannya.
"Sean, katanya El kesurupan. Emang bener El bisa kesurupan?" tanya Rara.
Sean mengangkat kedua bahunya acuh, "Sean gak tau, tapi kata Bang Alen dia kesurupan arwah medi di kantin."
Terlalu asik mengobrol, Rara sampai tidak sadar jika tubuh mungilnya berakhir menabrak punggung lebar Aksa di depannya.
Bruk!
"Aduhh!" keluh gadis itu sambil mengusap keningnya pelan.
Aksa berbalik, "Ngapain?" tanyanya dengan nada cuek.
"Ini sakit tau, Aya tadi nabrak punggungnya Aksa." adunya seraya menujuk keningnya.
"Salah sendiri!" sahut Aksa, cowok itu menarik lengan Rara kemudian membawa gadis itu agar berdiri di depannya.
"Anak kecil kaya kalian, kalo di biarin tanpa pengawasan bisa ilang." celetuk Deta yang juga melakukan hal yang sama pada Sean.
