Dua Puluh Satu

4K 379 9
                                    

Selamat membaca 😊

.
.
.
.
.
.
.

Aluna menarik napasnya beberapa kali, entah sudah berapa kali ia mengumpat untuk meredamkan emosinya.

Dadanya naik turun menahan amarah yang tak bisa tersalurkan. Ingin memaki tapi tak bisa jika bersabar pun sudah tak sanggup.

"Lo kenapa sih uring-uringan mulu dari tadi?"

Dewi tak tahan lagi untuk tak menyeret Aluna dan mengintrogasi temannya itu.

Beruntung keadaan cafe tak seramai biasanya jadi ia bisa sedikit lebih santai dan memiliki waktu untuk bertanya pada temannya ini yang tiba-tiba saja berubah garang.

Aluna tak menjawab hanya gumaman yang tertangkap oleh telinga wanita berbodi montok itu.

Lelaki jangkung terlihat menghampiri mereka dan melirik heran kearah keduanya, yang satu tampak misuh-misuh tak jelas sedangkan yang satunya bersidekap dada dengan tatapan menyelidik.

"Pada kenapa sih?" Kepo pria itu.

"Nih temen lo dari tadi ngomel mulu heran gue" sahut Dewi pada Joni si pria tinggi di depannya.

Joni ikut memperhatikan Aluna yang terlihat menahan kesal, wajah putihnya tampak sedikit memerah mungkin karena emosinya yang tengah meluap-luap.

"Masih cantik"

Pletak..

Joni mengusap dahinya yang baru saja dihadiahi sentilan oleh Dewi, bisa-bisanya pria ini masih sempat memuji Aluna padahal ia sendiri masih penasaran dengan apa yang terjadi pada temannya itu.

Enggan untuk membuat keributan dengan Dewi, pria itu memilih menatap Aluna yang masih sibuk menatap kearah depan.

Matanya ikut memperhatikan apa yang dilihat oleh Aluna dan mendapati seorang wanita yang ia kenal sebagai sahabat bosnya itu tengah berbincang dengan seorang pria tampan.

Joni menyikut Dewi yang berdiri disampingnya lalu menunjuk dua orang didepan sana dengan menaikkan dagunya.

Kedua orang itu melihat satu sama lain lalu menggeleng tak mengerti apa yang aneh dengan mereka hingga membuat temannya ini seperti kebakaran jenggot.

"Lo kenapa sih Lun?? Lo ada masalah sama ka Alena?"

Aluna tak langsung menjawab ia justru mengalihkan pandangannya kearah lain berusaha untuk menyembunyikan apa yang tengah ia rasa.

"Atau jangan-jangan..."

Joni sengaja menjeda ucapannya untuk melihat reaksi Aluna dan benar saja wanita itu segera menatap gugup kearahnya.

"A-apa jon? Kamu mau ngomong apa?" Tanya Aluna panik.

Senyum licik seketika tersungging dari bibir lelaki jangkung itu. Ternyata tebakannya tepat sasaran dan apa yang ia pikirkan selama ini benar adanya.

"Apaan sih, jangan sok misterius gitu deh jadi orang"

Dewi dengan tak sabarnya menunggu kelanjutan ucapan dari pria didepannya ini.

"Jadi bener lo sama ka Aluna itu.."

Joni mengerakkan kedua jari telunjuk dan tengah menyerupai tanda kutip untuk melanjutkan kalimatnya.

Kekesalan Aluna menghilangkan diganti dengan kepanikan bagaimana mungkin temannya ini bisa mengetahuinya padahal ia sudah sebisa mungkin untuk tidak menunjukkan perasaan dan perhatiannya pada Alena.

Tripel ALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang