Selamat membaca 😊
.
.
.
.
.
.
.Senyuman belum juga luntur dari bibir tipis Alena, hatinya tengah berbunga-bunga saat ini.
Ia bahkan dengan senang hati memberikan uang beberapa lembar untuk para pengamen yang ia temui di lampu merah.
Bahkan kemacetan di malam hari ini tak jua menghilangkan senyumnya. Jemari lentiknya mengetuk-ngetuk setir mobil mengikuti irama lagu yang ia dengar.
Ia tak pernah merasa sebahagia ini, padahal belum ada kepastian jika Aluna akan menerimanya tapi mendengar penuturan mommy-nya yang mengatakan jika Aluna juga memiliki perasaan yang sama terhadap membuat kepercayaan dirinya melambung tinggi.
Alena terkekeh kecil ketika mengingat saat ia akan berangkat tadi, ia membuka lemari pakaiannya dan mencoba beberapa pasang baju yang akan ia gunakan membuat keadaan kamarnya yang biasanya rapi menjadi tak karuan.
Seperti kebanyakan wanita pada umumnya disaat akan menemui seseorang yang menggetarkan hatinya tentunya membuat wanita itu ingin tampil sesempurna mungkin.
Akhirnya setelah mendengar ocehan dari sang mommy akhirnya Alena setuju untuk memakai dress selutut dengan warna pastel dilengkapi sweater untuk membalut lengannya.
Ia biasanya tak pernah segugup ini bahkan ketika ia tengah mengadakan fashion show di luar negeri pun ia akan dengan sangat percaya diri tapi untuk saat ini ia tak bisa untuk mengendalikan debaran di dadanya.
Aluna... Nama itu terus-menerus menari-nari tanpa lelah di dalam otaknya. Sekelebat bayangan hal-hal yang pernah mereka lalui membuat senyum Alena semakin melebar.
Ia tak peduli dianggap gila karena tak berhenti tersenyum, kewarasannya memang tengah diambil alih oleh seseorang yang baru ia temui beberapa bulan lalu itu.
Seseorang yang begitu cantik dan kuat, seseorang yang dengan segala kekurangan dan kelebihannya telah mampu untuk mengetuk hatinya yang selama ini tak mampu untuk disinggahi oleh siapapun.
Ternyata begitu rasanya jatuh cinta, mungkin cukup terlambat mengingat diusianya yang sudah menginjak dua puluh lima tahun ia baru bisa merasakan getaran menyenangkan itu.
Tapi tidak masalah toh seperti janji Tuhan semua hal yang baik akan datang disaat yang tepat.
Gaby dan Ghata saling lirik satu sama lain, bagaimana tidak sahabat kesayangannya ini tadi pergi meninggalkan cafe dengan keadaan tak bersahabat dan sekarang wanita ini kembali dengan perubahan mood tiga ratus delapan puluh derajat.
"By temen kamu ga abis kesambet atau gimana kan?" Bisik Ghata ditelinga kekasihnya.
"Aku juga ga tau Yang, apa karna efek cinta ga kesampaian bikin otak Lena jadi miring ya?"
Gaby bergidik ngeri membayangkan sahabat terbaiknya berubah menjadi gila akibat sakit hati karena berpikir cintanya bertepuk sebelah tangan.
"Lo baik-baik aja kan Len?" Tanya Gaby pelan.
Wanita itu memberanikan diri untuk bertanya pada Alena, ia tidak mau kehilangan sahabat lagi karena cinta.
Cukup ia kehilangan satu sahabat yaitu Bella ia tidak mau sampai kehilangan Alena juga.
Ia sudah menganggap Alena sebagai adiknya sendiri, suka duka sudah mereka lalui mengiringi persahabatan mereka yang sudah hampir sepuluh tahun itu.
"Gue?" Tanya Alena balik.
Telunjuknya tepat mengarah ke dirinya sendiri "emang gue kenapa?"
"Lo senyum-senyum dari tadi kenapa? Ga lagi sawan kan?" Terka Ghata.

KAMU SEDANG MEMBACA
Tripel AL
RomanceMengisahkan tentang dua orang wanita dengan latar belakang yang berbeda. Alena seorang desainer terkenal yang sedang menjalin hubungan dengan seorang CEO muda dan tampan. Aluna seorang single parent, dia wanita tangguh dan pekerja keras demi memenu...