Tiga

5.1K 469 6
                                    

Selamat membaca 😊

.
.
.
.
.
.
.
.

"Kenapa mereka belum pulang ya mba?" Ucap seorang wanita yang sedang menatap cemas kearah pagar rumahnya.

"Tunggu aja Lun, paling bentar lagi mereka pulang" jawab wanita satunya lagi.

"Tapi mba ini udah hampir gelap ga biasanya ibu ngajak anak-anak keluar sampe lama begini" tanya wanita itu.

Terlihat jelas kecemasan dari raut wajahnya. Mata bulatnya tak henti melihat keluar rumah memastikan putra kesayangannya pulang.

Jam sudah menunjukan pukul setengah tujuh malam, itu artinya sudah hampir tiga jam mereka belum juga kembali.

"Aluna.., kamu ga usah cemas begitu mungkin saja anak-anak masih betah di taman jadi ga mau diajak pulang"

Aluna menghela napas panjang berusaha untuk tetap berpikir positif sama seperti wanita di depannya ini.

Entah ia saja yang terlalu berlebihan atau memang wanita yang sudah ia anggap kakak itu saja yang terlalu santai.

Padahal yang belum kembali bukan hanya putranya tapi juga kedua anaknya dan juga ibunya.

Meski usia anak-anak nya sudah cukup besar tapi tetap saja mereka masih tergolong anak-anak mengingat umur anak pertamanya yang berusia sepuluh tahun sedangkan anak keduanya berumur lima tahun.

"Iya mba, mungkin mba bener" ucap Aluna pasrah.

Aluna kembali mencoba menyibukkan dirinya, ia dan Riri baru saja selesai memasukkan kue ke dalam kotak untuk nanti diantar oleh Bang Darto suami dari Riri.

Riri membuka usaha catering yang ia pasarkan secara online dan juga ada beberapa ia titipkan pada warung sekitar rumah mereka.

Suaminya Darto bekerja sebagai ojek online yang juga bertugas mengantarkan semua pesanan kue dari istrinya.

Sedangkan Aluna membantu Riri dalam pembuatan kue apalagi kalau sedang ada banyak pesanan seperti sekarang ini.

Aluna bersyukur masih ada orang-orang baik yang bersedia membantunya mengingat ia hanya seorang perantau.

Apalagi statusnya sebagai singel parent dengan seorang putra berumur satu tahun.

Tak mudah bagi Aluna menjalani perannya sebagai orang tua tunggal apalagi usainya sendiri masih dua puluh satu tahun dimana bagi remaja kebanyakan usia segitu masih sedang asyik-asyiknya mengenal dunia luar dan bermain-main dengan teman sebayanya.

Aluna sebenarnya adalah seorang remaja periang yang memiliki cita-cita sebagai seorang designer tapi semua berubah saat kedua orang tuanya meninggal karena kecelakaan saat menghadiri upacara kelulusan sekolah menengah atasnya.

Kehidupannya seketika berubah seratus delapan puluh derajat. Memang ia bukan dari keluarga berkecukupan tapi tak juga bisa dikatakan kekurangan.

Kedua orang tuanya selalu berusaha untuk memenuhi kebutuhan Aluna bahkan saat Aluna mengungkapkan keinginannya untuk melanjutkan pendidikannya di bidang fashion mereka juga mendukungnya.

Aluna sudah mendaftarkan dirinya disalah satu universitas di kotanya bahkan sudah dinyatakan lulus tapi sepertinya Tuhan memiliki kehendak lain dalam hidupnya.

Aluna terpaksa mengubur cita-citanya untuk melanjutkan pendidikan dikarenakan ia tidak mungkin akan sanggup untuk membiayai semuanya sendiri.

Ia terpaksa mencari pekerjaan yang dengan bermodalkan ijazah SMA yang ia punya. Beruntung di kotanya ada perusahaan garmen yang cukup besar.

Tripel ALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang