Tiga Tiga

4.1K 364 20
                                    

Selamat membaca 😊

.
.
.
.
.
.
.

"Gimana keadaan Lena?"

Gaby menggelengkan kepalanya, ia sudah berusaha untuk membujuk sahabatnya itu agar mau makan sedikit saja tapi bukan Alena namanya jika ia tidak keras kepala.

"Tapi ini udah hampir satu minggu By, apa ga sebaiknya kita bawa dia ke dokter?"

Ghata meski sering terlibat cekcok dengan Alena tapi jika sudah seperti ini dia akan menjadi orang yang sangat peduli dengan keadaan Alena.

"Percuma Ta, yang Alena butuhkan itu bukan dokter tapi Aluna"

Keduanya menghela napas lelah, apa yang mereka takutnya akhirnya terjadi juga.

Sejak Alena mengatakan apa yang terjadi sebenarnya mereka sudah khawatir dampak yang akan sahabatnya itu alami dan benar saja bahkan ini jauh lebih parah dari yang mereka bayangkan.

"Lena kenapa bodoh banget sih"

Ghata terlihat begitu emosi ketika mengetahui apa yang terjadi pada Alena dari Gaby.

Ia tak habis pikir bagaimana orang sepintar Alena bisa-bisanya melakukan hal bodoh seperti itu.

Sikapnya terhadap Aluna sudah keterlaluan, kini ia ikut menyesal karena sudah pernah mendukung Alena untuk mendapatkan Aluna.

"Kamu kenapa malah nyalahin Lena terus sih Ta?"

"Kamu pikir sendiri By, dia itu udah susah payah buat dapetin Aluna tapi malah di lepas gitu aja"

"Tapi kamu tau sendiri kan kenapa Lena ngambil keputusan kayak gitu?"

"Iya tapi tetep aja sikapnya yang udah nyakitin Aluna itu ga bisa dibenarkan"

"Yang tersakiti disini bukan hanya Luna tapi Lena juga ngerasain hal yang sama"

Gaby memang kecewa dengan keputusan yang Alena ambil tapi ia juga ga bisa menghakimi Alena sepenuhnya.

"Ck, udah-udah kok malah kita jadi ikutan ribut sih" ucap Ghata mengalah.

Ia tidak mau memperkeruh keadaan, bagaimana pun Alena hanya berusaha untuk memberikan yang terbaik bagi orang yang dia sayang meski cara yang dia gunakan salah.

Ceklek..

Gaby dan Ghata menoleh bersamaan ketika mendengar suara pintu yang baru saja terbuka.

Alena berjalan lesu melewati mereka berdua dan mengambil kunci mobil yang tergantung di dinding membuat keduanya saling pandang dengan tatapan bertanya.

"Lo mau kemana Len?"

Gaby meraih pergelangan tangan Alena agar wanita itu berhenti.

"Gue keluar bentar" jawab Alena singkat.

Ia melepaskan genggaman Gaby dan kembali melanjutkan langkahnya.

"Gue ikut"

Gaby sedikit berlari agar menyamai langkah Alena yang sudah lebih dulu berjalan meninggalkan Ghata sendiri di apartemen milik Alena.

"Aish kenapa gue ga pernah dianggep sih, punya pacar gini amat" gerutu Ghata.

Ia memilih untuk mendudukkan dirinya di atas sofa dan menyalakan televisi.

Percuma juga mengejar mereka berdua karena ia sudah tau pasti kemana tujuan Alena.

Wanita itu pasti secara diam-diam berkunjung ke rumah Aluna dan melihat dari jauh bagaimana keadaannya.

Tripel ALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang