Sembilan Belas

4.3K 410 7
                                        

Selamat membaca 😊

.
.
.
.
.
.
.

Rumah yang biasanya tampak sepi kini berubah riuh dengan gelak tawa anak kecil. Ketiga anak aktif itu tak bisa diam sama sekali. Mereka terus saja berlari mengelilingi rumah besar milik Alena.

Alena baru mengaktifkan ponselnya setelah menyelesaikan sarapan bersama Aluna dan Alano.

Dan benar seperti dugaannya ada begitu banyak panggilan dan pesan dari Bayu yang sama sekali tak ia hiraukan.

Dahinya mengernyit membaca pesan dari mommy-nya yang mengatakan kalau mereka ada dirumah sekarang.

Dengan segera Alena langsung menghubungi wanita yang begitu ia sayangi itu dan mengabarkan akan pulang sekarang karena memang kedua orang tuanya sangat jarang berada dirumah karena bisnis mereka yang ada dimana-mana, jadi sebisa mungkin ia akan menghabiskan waktu bersama jika mereka sedang berada dirumah.

Dan disinilah Alena sekarang bersama Aluna, Alano, Dini, Dito dan Bu Lastri yang ia ajak sekalian mengunjungi rumahnya.

Aluna tentu saja menolak ajakan Alena tapi bukan Alena namanya jika tak berhasil membujuk Aluna.

Ia memanfaatkan ketiga anak itu agar Aluna mau tidak mau ikut bersamanya. Beruntung bu Lastri bersedia ikut juga dengannya jadi ia mungkin tidak akan terlalu canggung nantinya.

Kesan mewah langsung terlihat ketika mobil yang Alena kendarai memasuki kompleks perumahannya.

Rumah-rumah mewah berjejer rapi bak istana semakin menciutkan nyali Aluna dan juga menyadarkan dirinya tentang perbedaan status sosial yang mereka miliki.

Tapi semua ketakutan dan kecemasan yang sedari tadi melingkupi hatinya sedikit demi sedikit mulai memudar ketika mendapati sambutan hangat dari kedua orang tua Alena.

Jujur ia tak menyangka jika ia bisa diterima dengan mudah masuk di keluarga berada seperti mereka.

Bahkan mereka tak sungkan untuk menggendong Alano yang juga entah kenapa sangat cepat akrab padahal ini pertemuan pertama mereka.

"Kok ga gabung sama mereka?"

Aluna melonjak kaget ketika mendengar sebuah suara dari arah belakangnya.

Ia menoleh dah tersenyum kikuk pada wanita tinggi dengan rambut sebahu yang selalu ia kuncir itu.

"Sepertinya udah kantongin restu nih" ucap wanita itu lagi yang tak lain adalah Ghata.

Pipi Aluna seketika bersemu merah saat mendengar ucapan Ghata barusan.

"Ka Ghata ngomong apa sih" ujar Aluna malu-malu.

Ia mengalihkan pandangannya pada beberapa gelas yang ada dihadapannya itu.

Tujuan awalnya memasuki dapur rumah Alena adalah untuk menyiapkan minuman untuk mereka yang masih tampak asik bermain di kolam renang.

Tapi ia justru melamun sambil memperhatikan bagaimana anaknya tampak akrab bermain dengan kedua orang tua Alena.

"Mereka memang keluarga yang sangat baik" ucap Ghata ikut memperhatikan arah luar.

Ia juga bersyukur karena kekasihnya Gaby bisa diterima dengan hangat oleh keluarga Alena ketika keluarganya sendiri malah mengusirnya.

Aluna mendongak menatap wanita disebelahnya, ia sedikit banyak sudah tau tentang cerita kedua bersahabat itu dari Ghata.

"Luna.. minumannya sudah siap? Kenapa lama sekali?"

Kedua orang itu menoleh mendengar suara Alena yang sudah berdiri dibelakang mereka.

Tripel ALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang