Dua Sembilan

4.7K 425 21
                                    

Selamat membaca 😊

.
.
.
.
.
.
.

Kedua insan yang tengah dimabuk asmara ini sungguh sangat menikmati waktu bersama mereka. Seperti remaja yang baru pertama kali merasakan cinta keduanya tampak malu-malu dan tersipu mendengar pujian satu sama lain.

Saling menggoda dan merayu, sungguh dunia seolah sudah menjadi milik mereka berdua. Tak dipedulikan kondisi jantung yang terus berdebar tak karuan mereka sama-sama menyukainya.

"Ka diangkat dulu telponnya itu dari tadi bunyi terus" ucap Aluna pada wanita yang masih memeluk tubuhnya dengan posesif.

"Udah biarin aja" sahut Alena.

Wanita itu benar-benar tak mau melepaskan pelukannya pada Aluna membuat Aluna tak bisa bergerak dengan leluasa.

"Jangan gitu ka siapa tau itu penting, diangkat dulu ya"

"Ck, iya iya aku angkat sekarang. Siapa sih ganggu aja" gerutu Alena.

Aluna menghela napas lega, bukan ia tak suka Alena memeluknya seperti tadi tapi ia sudah tidak kuat menahan kebas ditangannya karena Alena yang memeluknya cukup erat tadi.

Alena menatap malas nama yang tertera di ponselnya karena orang itu sudah menganggu kesenangan.

Ia menggeser tombol hijau untuk mengaktifkan panggilan.

"Hallo"

"....."

"Iya Aluna masih sama gue kenapa?"

Aluna yang merasa namanya disebut menoleh kearah Alena lalu bertanya siapa tanpa mengeluarkan suara.

Alena mengaktifkan panggilan video agar Aluna juga bisa ikut berbicara dengan orang disebrang sana.

"Lo di apartemen Len?"

Wajah Gaby dan Ghata muncul dibalik layar ponsel Alena, kedua wanita itu langsung melihat kearah Alena dengan tatapan menyelidik.

"Iya kita lagi di apartemen, kenapa telpon?"

"Ooohh jadi sekarang gitu ya? Jadi sekarang gue cuma boleh nelpon kalau lagi ada apa-apa?"

Alena memutar matanya malas mendengar ucapan Ghata berbeda dengan Aluna yang sudah merasa tak enak hati dengan kedua bosnya ini.

"Aluna, kamu ga diapa-apain sama Lena kan?"

Aluna tersenyum sambil menggelengkan kepalanya sedangkan Alena justru tanpa ragu merangkulkan tangannya di bahu Aluna membuat Aluna menoleh dan menatap tajam kearahnya.

"Kenapa?" Tanya Alena dengan tampang tak berdosa.

Aluna menyenggol kaki Alena agar mau melepaskan rangkulannya tapi bukannya menurut wanita itu justru semakin mengeratkan tangannya dengan kepala yang ia sandarkan dipundak Aluna.

"Wait-wait... Sepertinya gue mencium aroma yang mencurigakan disini" ucap Ghata yang diangguki oleh Gaby.

Sepasang kekasih diseberang sana menatap curiga kearah kedua pasang kekasihnya yang baru saja official.

"Gue butuh penjelasan" ucap Gaby penuh penekanan.

Aluna menundukkan takut mendengar perkataan Gaby yang cukup tajam bagi pendengarnya.

Ia bukannya takut mengakui Alena sebagai kekasihnya tapi ia khawatir bagaimana tanggapan kedua sahabatnya Alena ini pada dirinya.

Alena menggenggam kedua tangan Aluna yang berada diatas pangkuannya dengan sebelah tangannya yang bebas.

Tripel ALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang