Selamat membaca 😊
.
.
.
.
.
.
.
.
.Alena melajukan mobilnya kearah yang Gaby tunjukkan. Mereka berdua dalam perjalanan menuju daerah pinggiran kota tempat cafe baru Gaby akan dibuka.
"Lo yakin mau buka cafe di daerah sini Gab?"
Alena heran dengan keputusan sahabatnya ini kenapa memilih lokasi di pinggiran kota untuk membuka cabang cafenya.
Menurutnya masih ada tempat yang lebih strategis dari pada disini apalagi tempat ini juga tidak terlalu banyak rumah penduduk.
"Gue udah survei kesini beberapa kali dan gue yakin prospek disini lumayan bagus secara belum ada cafe disekitar sini" jelas Gaby
Alena yang mendengarnya hanya manggut-manggut saja, ia percaya jika sahabatnya ini sudah yakin seperti ini itu artinya ia sudah mempertimbangkan segala resikonya.
Ia kembali memfokuskan dirinya untuk mengemudikan mobil yang sedang ia kendarai.
Jalanan yang mereka lalu memang tak semacet jalanan dipusat kota tapi tak bisa juga dibilang sepi. Mungkin karena ini memang memasuki jam pulang kantor jadi ada beberapa kendaraan yang melintas disekitar mereka.
Alena memarkirkan mobilnya tepat dihalaman cafe yang ditunjukkan oleh Gaby. Matanya menatap sekeliling setelah ia keluar dari mobilnya.
Cukup sejuk dan asri apalagi banyak pepohonan rindang disekelilingnya. Ia tersenyum sambil mengangguk anggukan kepalanya menyusuri halaman menuju dalam cafe.
"Gimana?" Tanya Gaby setelah mengantar Alena berkeliling melihat-lihat cafe dari dalam hingga luar.
"Keren, cozy and Instagrammable" jawab Alena.
Senyum Gaby mengembang mendengar pendapat dari sahabatnya ini. Ia menyetujuinya apa yang Alena ungkapan mengenai cafe barunya karena menurutnya juga seperti itu.
Entah kenapa ia langsung jatuh cinta pada tempat ini saat salah satu temannya merekomendasikan lokasi ini padanya.
"Udah sampe mana persiapannya Gab?"
"Emm dikit lagi sih, semua udah beres karyawan juga udah siap tinggal pembukaannya aja" jelas Gaby.
Alena kembali melihat sekelilingnya, ia merasa nyaman berada ditempat ini hingga dering telpon menghentikan kegiatannya.
Ia merogoh tas yang ia letakkan disalah satu meja dan mengeluarkan ponselnya.
Tertera nama Bayu dilayar sedang memanggilnya, ia lalu memberi kode pada Gaby untuk keluar ruangan karena ingin menerima panggilan telpon
"Hallo"
"Hallo sayang, kamu udah pulang?"
"Belum mas, aku masih nemenin Gaby liat cabang cafenya yang baru"
"Ooohh, ya udah kalau gitu aku juga baru selesai meeting sama klien. Kalau semua cepet beres kemungkinan minggu depan aku udah bisa balik"
"Iya mas, kamu jangan lupa jaga kesehatan ya"
"Pasti sayang kamu juga. Aku tutup ya aku mau mandi dulu udah gerah banget ini badannya"
"Iya"
"Bye sayang, love you"
"too"
Alena mematikan sambungan teleponnya, ia kemudian menghembuskan napasnya pelan.
Entah kenapa ia tidak pernah merasakan getaran dalam dirinya saat mendengar kata cinta dari pria itu.
Mungkin dia bisa dibilang jahat karena mau menerima Bayu sebagai kekasihnya tapi tidak bisa memberikan seratus persen hatinya untuk pria itu.
![](https://img.wattpad.com/cover/255553342-288-k18568.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Tripel AL
RomanceMengisahkan tentang dua orang wanita dengan latar belakang yang berbeda. Alena seorang desainer terkenal yang sedang menjalin hubungan dengan seorang CEO muda dan tampan. Aluna seorang single parent, dia wanita tangguh dan pekerja keras demi memenu...