Dua Puluh

4K 382 9
                                    

Selamat membaca 😊

.
.
.
.
.
.
.

Semua mata kini tertuju kearah Ghata, rasa penasaran melingkupi hati setiap orang yang ada disana.

Berbeda dengan Bayu yang tampak memucat tapi sebisa mungkin untuk ia sembunyikan rasa gelisah dihatinya.

"Lo jangan macam-macam sama gue" ucap Bayu penuh penekanan.

Tapi bukan Ghata namanya jika di gertak begitu saja nyalinya sudah ciut. Justru ia semakin menunjukkan senyum liciknya kearah Bayu membuat pria itu semakin menatap tak suka kepadanya.

Ghata melihat ekspresi semua orang yang tampak penasaran, berbeda dengan Aluna yang memperlihatkan tampang memohon sambil menggelengkan kepalanya.

Bukan tanpa alasan Aluna melarang wanita tinggi itu untuk membongkar semuanya sekarang.

Ia tidak mau membuat Alena semakin terluka lebih dalam lagi. Ia tau jika Alena tidak benar-benar mencintai Bayu jadi ia tidak mencemaskan hal itu.

Tapi ia tidak bisa membayangkan bagaimana perasaan Gaby terlebih Alena jika sahabat mereka sendirilah yang mengkhianatinya.

Itu pasti akan sangat menyakitkan bagi Alena. Ia tau pasti bagaimana rasanya dihianati oleh orang yang kita percayai dan ia tidak mau Alena merasakan hal yang sama dengan apa yang ia rasakan.

Melihat Alena murung seperti kemarin saja sudah membuat hatinya sakit. Ia tidak bisa melihat Alena bersedih karena itu juga akan menyakiti dirinya.

Ia masih berusaha memohon pada Ghata agar wanita itu mengurungkan niatnya.

Melihat senyum dan anggukan kepala dari wanita itu membuat ia sedikit lega.

"Apa yang mau kamu katakan Ta, kenapa malah diam?" Tanya Gaby semakin tak sabar.

Ghata tersenyum kearah kekasihnya lalu mengedipkan matanya.

"Lupakan saja. Gue cuma mau bilang supaya lo ga usah ganggu Alena lagi. Karena jika itu sampai terjadi lo akan berurusan sama gue. Ingat itu"

Bayu mendecih remeh pada Ghata yang bisanya hanya omong doang. Seharusnya ia tak perlu takut karena sudah pasti itu hanya akal-akalan dari wanita ini.

Dia memang tidak menyukai kedua sahabat Alena ini karena mereka berdua terlalu banyak ikut campur dan mengurusi urusannya.

"Sudah ku duga lo bisanya cuma gertak gue doang" ucap Bayu dengan menampilkan senyum kemenangan.

"Lo bisa bernapas lega sekarang, tapi inget kata-kata gue tadi" sahut Ghata tak mau kalah.

"Hahaha Lo pikir gue takut sama cewek GA NORMAL kayak lo hah? Hahaha mimpi " seru Bayu dengan menekankan kata ga normal pada ucapannya.

Ghata mengepalkan kedua tangannya, ingin rasanya mendaratkan pukulan di wajah tampan pria ini agar tak sembarang berbicara.

"Bayu cukup " teriak Alena.

"Urusan kita udah selesai dan aku minta kamu segera pergi dari sini"

Bukannya menuruti perkataan Alena dan segera pergi dari sana, tapi lelaki itu justru menggelengkan kepalanya dan berani mendekati Alena.

"Enggak sayang, aku ga akan pergi dari sini sebelum kamu mau maafin aku dan kembali menjadi pacar aku"

"Mas Bayu kenapa kamu begitu keras kepala ? Kamu ga denger tadi Alena bilang apa? Dimana harga diri kamu sebagai laki-laki hah??"

Bella kembali meraih pergelangan tangan Bayu membuat pria itu menghentikan langkahnya.

Tripel ALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang