Dua Enam

3.9K 377 22
                                    

Selamat membaca 😊

.
.
.
.
.
.
.

Aluna melangkahkan kakinya kearah pintu ketika mendengar ada seseorang diluar sana yang memanggil namanya.

Dihentikan sejenak aktivitasnya menyiapkan sarapan untuk dua orang kesayangannya yang masih sibuk bermain diruang tamu.

Matanya menatap sejenak kearah Alena yang dengan telaten membantu Alano memakai pakaiannya. Wanita itu bahkan bersedia memandikan Alano meski dirinya sendiri ikut basah karena ulah putranya.

Kemarin malam Alena meminta untuk menginap disana yang tentu saja disambut dengan senang hati oleh Aluna.

Tidak ada apapun yang terjadi karena baik Alena maupun Aluna masih terlalu takut untuk mengutarakan apa yang mereka rasa.

Bukan takut akan penolakan karena melihat apa yang sudah mereka lalui selama beberapa bulan ini sudah cukup membuktikan kalau perasaan mereka berbalas.

Masalahnya adalah tak satupun dari mereka yang tau apa yang seharusnya mereka lakukan dan katakan.

Mereka sama-sama wanita yang tak pernah memulai hal yang namanya pendekatan, meski sebuah hubungan bukan hal baru bagi mereka terlebih Aluna yang sudah pernah merasakan berumah tangga tapi tetap saja ia tak tau bagaimana caranya untuk menyatakan perasaannya kepada Alena.

Sebenarnya mereka berdua sudah cukup nyaman dengan hubungan mereka saat ini. Perhatian-perhatian kecil yang mereka tunjukkan satu sama lain sudah cukup untuk membuktikan kalau hubungan mereka lebih dari sekedar sahabat.

Bahkan dari cara mereka bertatapan saja semua orang pasti sudah bisa menyimpulkan kalau ada begitu banyak cinta dan kekaguman dari sorot mata mereka berdua.

Alena yang merasa diperhatikan ikut menolehkan kepalanya, keempat iris mata itu saling menatap dalam diam seolah menyelami perasaan dan debaran yang menggetarkan hati mereka.

Tok tok tok..

Suara ketukan pintu seketika menghentikan aksi saling tatap mereka.

Aluna melempar senyum kearah Alena sebelum kembali melanjutkan langkahnya yang tadi sempat terhenti akibat melihat pesona wanita cantik yang tengah bermain dengan putranya itu.

"Rizky"

Aluna mengernyit heran melihat keberadaan Rizky sepagi ini dirumahnya.

Berbeda dengan laki-laki itu yang sudah menunjukkan senyum cerahnya dihadapan Aluna.

"Haaii selamat pagi Aluna, aku sengaja kesini pagi-pagi untuk bawain ini buat kamu" ucap pria itu sambil menyerahkan tas yang ia jinjing tadi.

"Ini apa?"

"Emm itu masakan dari mama, katanya sudah lama ga sempet maen kesini" sahut Rizky dengan senyum yang masih terpatri diwajahnya.

Meski heran tapi Aluna tetap saja menerima tas yang pria itu bawa "makasih ky"

Keduanya tampak diam, Aluna berpikir pria itu akan pergi setelah ia menerima pemberiannya sementara pria itu justru berharap Aluna memintanya untuk singgah.

"Ada yang mau kamu sampein lagi?" Tanya Aluna menatap pria tinggi didepannya.

"Eemm begini Luna, sebenernya aku belum sempat sarapan bagaimana kalau kita sarapan bersama saja? Kamu pasti belum sarapan juga kan?"

Aluna terdiam sesaat mendengar ucapan Rizky, sebenarnya ia ingin menghabiskan sarapannya bersama Alena lagi pula ia sudah memasak tadi meskipun itu cuma nasi goreng.

Tripel ALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang