Selamat membaca 😊
.
.
.
.
.
.
.
.Buuggh...
Alena membanting pintu dan juga tas yang ia bawa keatas sofa membuat dua orang yang yang sedang melakukan aktivitas disana melonjak kaget dan terpaksa menyudahi apa yang sedang mereka lakukan.
Kedua mata Alena tertutup, sebelah tangannya memijit pelipisnya yang terasa berat.
Sepertinya keputusannya untuk datang ke cafe milik sahabatnya ini adalah sebuah kesalahan besar karena bukannya bisa membuat dirinya merasa lebih tenang justru membuat kepalanya semakin mendidih.
Kedua orang yang tak lain adalah Gaby dan Ghata segera merubah posisi duduk mereka yang tadinya Gaby berada diatas pangkuan Ghata kini sudah kembali duduk disampingnya wanita rambut sebahu itu.
Penampilan keduanya cukup berantakan bagaimana tidak mereka berdua baru saja akan memulai adegan intim mereka.
Meski waktu masih menunjukkan jam sebelas siang tapi yang namanya gairah terkadang tak mengenal batas.
Gaby segera merapikan kembali kancing kemejanya yang sudah terbuka setengah karena ulah kekasihnya dan berlari kearah kamar mandi.
Wajah kedua wanita itu memerah entah karena malu atau nanggung hanya mereka berdua yang tahu.
"Lo kalau mau masuk bisa ketuk pintu dulu ga sih?"
Ghata langsung melancarkan aksi protesnya, tentu saja siapa pun yang berada dalam posisi dirinya akan merasa sangat dirugikan.
"Lo kalau mau begituan pintunya bisa dikunci dulu ga sih?" balas Alena menirukan gaya bicara wanita tampan itu.
"Begituan mata lo" sarkas Ghata.
Sepertinya wanita itu masih kesal karena kegiatannya bersama sang kekasih tergantung. Meski begitu Ghata tak mungkin bisa marah pada Alena.
Alena membuka sedikit matanya takut-takut kedua wanita tadi masih dalam posisi yang sama saat dia baru memasuki ruangan kerja sahabatnya itu.
Bagaimana ia tidak kesal, hawa panas disiang hari yang cerah ini ditambah keadaan hatinya yang ikut panas karena kejadian di rumah Aluna tadi semakin menambah rasa gerah di dirinya.
Tapi apa yang ia lihat tadi justru semakin memperparah keadaannya. Bisa-bisanya ia hampir saja menyaksikan live streaming adegan dewasa.
"Ngapain siang-siang kesini? Ga kerja lo?" Ujar Ghata masih dengan nada bicara yang menunjukkan kekesalannya.
Perempuan ini benar-benar menguji kesabaran Alena, seharusnya ia yang kesal kepada mereka berdua.
Tujuannya kemari adalah untuk mengurangi sesak di dadanya dan mencari solusi atas permasalahan yang sedang ia hadapi tapi yang terjadi malah hampir saja ia menodai kesucian matanya.
"Iissshh gue lagi kesel Ghata lo jangan nambah-nambahin deh"
Ghata memutar matanya malas mendengar rengekan dari temannya ini. Kalau sudah begitu ia dengan jelas bisa menebak kalau wanita ini sedang ada masalah dengan Aluna.
"Heran gue, pacaran kagak tapi berantem mulu, mau lo apa sih sebenarnya Len?"
"Hiks gue bingung Ta hiks gue.. gue ga mau Luna ninggalin gue hiks"
Lenyap sudah kekesalan yang Ghata rasakan ketika melihat Alena yang menangis dengan air mata yang mengalir di pipinya.
Helaan napas terdengar dari mulut Ghata, wanita itu berpindah duduk didekat Alena.

KAMU SEDANG MEMBACA
Tripel AL
Любовные романыMengisahkan tentang dua orang wanita dengan latar belakang yang berbeda. Alena seorang desainer terkenal yang sedang menjalin hubungan dengan seorang CEO muda dan tampan. Aluna seorang single parent, dia wanita tangguh dan pekerja keras demi memenu...