Tiga Dua

3.7K 377 35
                                    

Selamat membaca 😊

.
.
.
.
.
.
.

Hari sudah semakin sore tapi wanita yang Aluna tunggu belum juga menampakkan batang hidungnya.

Ia mulai ragu apa akan terus menunggu atau pulang saja mengingat sudah hampir satu jam lebih ia berada di butik milik Alena ini.

Entah sudah berapa kali ia menghela napas kasar guna mengurangi rasa bosannya.

Sebenarnya butik Alena ini sangatlah nyaman, ada begitu banyak hasil karya wanita sipit itu terpampang disana yang membuat semakin bertambahnya kekaguman Aluna pada kekasihnya itu.

Tapi saat ini hatinya sedang gundah gulana jadi sebagus dan semenarik apapun tontonan di depan matanya tak bisa mengalihkan atensinya.

"Apa aku pulang aja ya, kasian Alan kelamaan aku tinggal" gumam Aluna.

Ia putuskan untuk pergi saja dari sana, sepertinya Alena tidak kembali lagi ke butiknya.

Aluna merasa sungguh lelah sekarang, bukan hanya fisiknya tapi juga pikirannya. Sudah berapa pesan dan panggilan ia coba tapi tetap wanita sipit itu tak menggubrisnya.

Ia masih tetap berusaha untuk berpikir positif tapi bayang-bayang kekecewaan tanpa permisi selalu saja hinggap di benaknya.

Aluna berjalan gontai menuruni tangga lantai dua butik itu. Langkahnya pelan menyusuri setiap pijakannya.

Baru saja ia tiba di lantai dasar wajahnya seketika mendongak ketika mendengar suara yang begitu ia rindukan terdengar di dekatnya.

Langkahnya terhenti menyaksikan Alena dengan anggun masuk ke dalam butiknya. Wajahnya terlihat ceria seperti tak sedang ada masalah yang dihadapinya.

Apa hanya dirinya saja yang tersiksa oleh kerinduan? kenapa Alena tampak biasa saja? Itulah beberapa pertanyaan yang langsung terbayang dalam benak Aluna.

"Ka Alena" panggil Aluna lirih.

Matanya sudah berkaca-kaca menyaksikan pemandangan didepannya dimana Alena tampak begitu ceria.

Dan yang lebih menyesakkan hatinya lagi ketika melihat sosok wanita yang ia rindukan terlihat begitu akrab dengan seorang wanita lain.

Alena-nya terlihat begitu dekat dengan wanita yang tidak ia kenal, belum lagi tangan wanita itu yang bergelayut manja di lengan kekasihnya membuat keduanya terlihat begitu mesra.

Aluna menatap tak suka kepada wanita itu bukan hanya karena perbuatannya yang begitu intim dengan Alena tapi juga karena penampilan wanita itu yang membuat Aluna merasa minder dengannya.

Wanita yang dilihat dari segi penampilan saja sudah bisa Aluna simpulkan jika wanita itu bukan orang sembarangan.

Pakaian yang tak kalah mentereng dengan apa yang Alena kenakan, belum lagi high heels yang wanita itu gunakan semakin menyempurnakan penampilannya.

Aluna menundukkan kepalanya melihat apa yang ia kenakan, sangat kontras dengan penampilan kedua wanita di depannya itu.

Ia hanya mengenakan celana jeans dan kaos seadanya membuat rasa percaya dirinya memudar.

"Aluna"

Alena tampak kaget mendapati Aluna berada di butiknya, wajahnya sedikit tegang seperti tak siap untuk berjumpa dengan wanita itu.

Aluna mendongak melihat kearah Alena, wajah lelahnya tak bisa ia sembunyikan belum lagi keadaan hatinya yang mulai terasa ngilu.

"Eemm sepertinya kita lanjutkan nanti saja obrolannya, ga papa kan Yang?"

Tripel ALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang