Tiga Sembilan

7.2K 445 88
                                    

Selamat membaca 😊

.
.
.
.
.
.
.

"Kita mau kemana sih ka?"

Aluna sudah lelah menerka-nerka kemana gerangan kekasihnya ini akan membawanya.

Sedari pagi ia sudah dibuat sibuk oleh wanita sipit disebelahnya ini yang masih sibuk mengemudi.

Pagi-pagi sekali Alena sudah membangunkan dirinya untuk bersiap entah kemana tujuannya.

Ia sudah lelah bertanya, tapi tetap saja wanita ini memilih merahasiakan semuanya.

Berbeda dengan dirinya yang dilanda penasaran, Alena justru tambah begitu bahagia terbukti dengan begitu cerahnya wajah wanita ini.

Wajah cantik yang sangat khas wanita blasteran, dengan hidung mancung semakin menambah pesona yang Alena miliki.

Aluna bersumpah demi apapun ia tidak akan melepaskan Alena untuk apapun juga. Meski terkadang sifat menyebalkannya sering membuat dirinya gondok tapi tetap saja wanita cantik ini selalu bisa membuatnya tersenyum bahagia.

"Itu muka kayak seneng banget, ini ada apa sih sebenarnya?"

Aluna benar-benar dibuat curiga oleh kelakuannya kekasih cantiknya ini. Belum lagi pagi-pagi buta Ghata dan Gaby sudah bertamu ke rumahnya membawakan segala macam pakaian yang harus ia dan Alano kenakan.

Bahkan Alano sudah diajak terlebih dahulu oleh mereka. Putranya masih lelap dalam tidurnya tapi sudah digendong begitu saja oleh Gaby.

Dan lihatlah gaun cantik yang ia gunakan saat ini, meski ini kali pertama ia mengenakan sebuah gaun tapi tak bisa di pungkiri ia merasa begitu cantik saat tadi melihat penampakan dirinya di dalam cermin.

Harus ia akui jika Alena memiliki talenta yang begitu besar. Dia bisa dengan pas mengira ukuran tubuh Aluna hanya dengan memeluk tubuhnya saja.

Setidaknya itulah alasan yang Alena ucapkan saat Aluna bertanya bagaimana Alena bisa tau ukuran badannya.

"Udah kamu tunggu aja Yang, bentar lagi juga kita sampai"

"Iya tapi setidaknya kasih tau kita mau kemana ka biar aku ga penasaran gini"

"Ck, kamu ga percaya banget sih sama aku" ucap Alena cemberut.

Alena juga sebenarnya sudah lelah untuk menyembunyikan kebenarannya dari Aluna mengingat bagaimana cerewetnya ibu satu anak ini.

"Gimana aku mau percaya tampangmu aja mencurigakan seperti itu"

"Emang tampang aku kenapa?"

Alena segera berkaca, melihat dan memastikan tak ada yang salah pada wajahnya.

"Mesum.." bisik Aluna tepat di telinga Alena.

"Astaga sayang... Mana ada tampang aku mesum?" Elak Alena tak terima.

Jarinya menunjuk tepat kearah tulang selangka nya. Menunjuk maha karya ciptakan kekasih hatinya.

"Kamu liat ini ? Ini ulah siapa hah?"

Aluna mengedikkan bahunya acuh, seolah tak peduli. Ia hanya memasang wajah tak bersalah saat Alena mengomel melihat tanda cinta yang ia buat.

Salah sendiri pagi-pagi sudah sibuk dengan mayang, entah apa yang mereka bicarakan hingga membuat Alena menjauh hanya untuk menerima panggilan wanita itu.

Aluna yang dikuasai rasa cemburu segera mendekati Alena, memeluk pinggang ramping kekasihnya lalu mencium, menghisap dan memberikan gigitan kecil di leher wanita itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 13, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Tripel ALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang