Selamat membaca 😊
.
.
.
.
.
.
.Dua minggu sudah hati Aluna tak tenang, baru saja ia merasakan kebahagiaan tapi seolah kebahagiaan itu tak pernah berpihak kepadanya.
Pikirannya sungguh kacau, pekerjaan yang biasanya dengan mudah ia kerjakan menjadi berantakan.
Bahkan wajah ayunya sudah tak menampakkan keceriaan lagi meski selalu ia coba tutupi.
"Lo lagi ada masalah Lun? Akhir-akhir ini gue liat lo murung terus?"
Dewi sudah tak kuasa menahan rasa penasarannya akibat sudah beberapa hari ini Aluna tidak fokus bekerja.
"Lo kalau ada apa-apa cerita aja ma kita" timpal Joni.
Kedua temannya ini memang cukup perhatian dengan Aluna, mereka sudah menganggap Aluna sebagai adik mereka sendiri.
Mereka merasa sangat aneh karena satu bulan belakangan Aluna sangat ceria dan selalu tersenyum tapi entah apa yang dialami ibu satu anak ini hingga membuat senyum diwajahnya hilang tak berbekas.
Tubuh Aluna luruh terduduk lemas dilantai, kedua lututnya di tekuk dengan kedua tangan menutupi wajahnya.
Dewi dan Joni semakin iba melihat temannya ini, keduanya menghela napas lelah karena Aluna masih saja bungkam menutupi permasalahannya.
"Ni anak kenapa sih? Kemaren-kemaren cerianya ga ketulungan persis orang lagi jatuh cinta. Sekarang malah murung tak jelas" bisik Dewi pada lelaki jangkung di sebelahnya ini.
"Jangan-jangan dia abis diputisin?" Teriak Joni.
"Lo ngapain teriak begoo!!"
Joni hanya menyengir sambil mengangkat jari telunjuk dan tengahnya membentuk huruf v.
Aluna tak menggubris keributan yang dibuat kedua temannya itu, hati dan pikirannya sungguh lelah saat ini.
Bukan karena perkejaan yang menguras tenaga tapi karena ulah satu orang wanita yang sudah menguasai hati dan raganya.
Siapa lagi kalau bukan Alena, si wanita sipit dengan sejuta pesona itu sudah hampir dua minggu ini menghilang tanpa kabar.
Alih-alih sibuk dengan pekerjaan hingga lupa cara berkabar, dia pikir hatinya ini tempat wisata yang hanya disinggahi disaat luang.
"Luna.."
Tepukan lembut menyentuh pundaknya yang membuat Aluna akhirnya mendongakkan kepalanya.
"Lo kenapa? Alan baik-baik aja kan?"
Aluna mengangguk "Alan baik-baik aja wi" jawab Aluna seadanya.
Helaan napas kasar keluar dari mulut wanita sedikit berisi itu, ia ikut mendudukkan dirinya disampingnya Aluna.
"Kita temen kan?"
Sekali lagi Aluna mengangguk untuk menanggapi pertanyaan Dewi.
"Udah dari beberapa hari ini gue liat lo murung terus, gue bukannya mau ikut campur urusan lo Luna"
Dewi menjeda ucapannya, ia harus mencari kata-kata yang tepat agar Aluna tak tersinggung karena ia tidak ingin Aluna salah paham karena ia terlalu penasaran dengan urusannya.
"Gue sebagai teman ikut sedih ketika ngelihat karyawan favorit di cafe ini sedih. Lo tau keceriaan cafe ini ikut meredup ketika lo murung Luna" lanjutnya lagi.
"Jadi untuk kebaikan kita bersama ada baiknya lo berbagi masalah yang sedang lo hadapi itu sama kita. Yahh walau gue ga bisa janji untuk bisa nyelesaiin masalah lo paling enggak dengan berbagi bisa sedikit ngeringanin beban di pundak lo ini"

KAMU SEDANG MEMBACA
Tripel AL
RomanceMengisahkan tentang dua orang wanita dengan latar belakang yang berbeda. Alena seorang desainer terkenal yang sedang menjalin hubungan dengan seorang CEO muda dan tampan. Aluna seorang single parent, dia wanita tangguh dan pekerja keras demi memenu...