Sebelas

4.5K 427 6
                                    

Selamat membaca 😊

.
.
.
.
.
.
.

Suasana ruang rawat inap Alano tampak ramai hari ini, empat wanita dewasa terlihat sibuk dengan aktivitas masing-masing.

Aluna yang sibuk merapikan barang-barang milik anaknya dan juga miliknya ke dalam tas karena hari ini anak tampannya sudah diperbolehkan pulang setelah empat hari lamanya dirawat di rumah sakit.

Sementara dua wanita lainnya yang tak lain Alena dan Gaby sibuk bercanda dengan balita tampan itu yang kini sudah tampak jauh lebih segar terlihat dari senyum cerah cerianya ditunjang pipi chubby yang membuat siapapun akan gemas melihatnya.

Dan jangan lupakan satu wanita tampan lainnya yang tengah sibuk membuka stroller yang baru ia bawa sebagai hadiah untuk Alano.

"Beres" ucap Ghata antusias setelah berhasil membuka stroller nya.

"Beneran udah aman kan?" Tanya Alena memastikan.

Ghata memutar matanya malas karena merasa diremehkan.

"Udahlah, lo ga liat tuh bentukannya udah sama kayak digambar" balas Ghata dengan nada tak terima.

Bagaimana tidak kesal, hampir satu jam ia berkutat dengan stroller itu sendirian. Karena kedua wanita di hadapannya itu tak ada niatan sedikit pun untuk membantunya dengan alasan ga ngerti padahal sudah jelas ada petunjuk di dalam boxnya.

"Dih ngegas banget mba lagi pms lo" cibir Alena.

"Siapa yang ngegas?" Tanya Ghata tak terima.

Mulut Alena sudah terbuka berniat untuk menjawab ucapan Ghata tapi sudah lebih dulu dicegat oleh Gaby.

"Ck, kalian ini nyadar ga sih kita lagi dimana? Akur bentar bisa kan?" Ucap Gaby gemas dengan tingkah sahabat dan juga kekasihnya ini.

Mereka berdua kadang sangat bisa sekali akur apalagi kalau soal pekerjaan tapi kalau hal lain sebaiknya mereka harus dijauhkan karena hanya akan ada peperangan diantara mereka.

"Dia duluan by, kamu liat nih aku udah keringetan gini tapi dia malah raguin hasil kerja aku" Rajuk Ghata pada kekasihnya.

"Diih ngaduan" sergah Alena.

"Leennaa..."

Gaby mendelik kearah sahabatnya itu agar menghentikan pertikaian tak penting mereka yang hanya dibalas cengiran oleh wanita itu.

"Terimakasih ka Gaby udah ngasih Alan hadiah stroller dan  untuk ka Ghata makasih udah  masangin juga" ujar Aluna yang baru saja selesai menyesuaikan urusannya.

Ketiga wanita itu menoleh kearah Aluna dan tersenyum manis padanya.

"Sama-sama luna" jawab Gaby.

"Kakak ngasih aku cuti dan bisa nyempetin dateng kesini aja aku udah seneng banget. Kenapa kakak isi bawa hadiah segala, aku jadi bingung harus balasnya gimana"

Gaby berjalan kearah Aluna lalu mengusap pundak wanita itu.

"Kamu ga usah mikir kayak gitu, yang penting sekarang anak kamu udah sehat dan kamu bisa kembali kerja lagi. Dan untuk hadiahnya ya anggap aja itu hadiah untuk kesembuhan Alano"

Gaby menoleh kearah Alena yang tersenyum sambil mengedipkan sebelah matanya karena hadiah stroller itu adalah idenya dan memang Alena sendiri yang membelikannya dan meminta Gaby untuk memberikannya pada Aluna.

Bukan Alena tak ingin memberikannya langsung pada Aluna tapi wanita itu takut jika Aluna akan menolaknya karena beberapa hari yang lalu Alena memberikan sebuah ponsel untuk Aluna.

Tripel ALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang