Chapter 1

2.5K 168 81
                                    

Seorang pria terlihat berlari dari toko buku ke arah kedai kopi tempat dia bekerja. Tidak ada waktu untuk makan atau pun istirahat saat ini. Dia harus mengejar waktu untuk pekerjaan paruh waktu lainnya.

"Kau terlambat, jeong..."kata manajer kedai kopi ketika jeongyeon masuk.

"Maafkan aku, hyung..." jeongyeon menghela napas saat melihat jam tangannya.

"Sudah, ayo cepat bekerja sana..." perintah jackson.

Jeongyeon mengangguk dan dengan cepat mengganti pakaiannya dengan seragam celana panjang hitam dan kemeja putih yang dia simpan di dalam loker nya.

"Jeongyeon!!! Dua capuccino panas dibawa pulang!!!" teriak bangchan.

Jeongyeon pun mulai membuat pesanan dengan kosentrasi penuh. Dan lebih banyak pesanan datang seperti hari biasanya.

Beberapa pelanggan menatap jeongyeon dengan kagum saat melihat jeongyeon membuat pesanan dengan cepat. Dia selalu tersenyum setiap kali dia menyerahkan pesanan para pelanggannya.

Jeongyeon pov

"Hyunjin pesanan untuk meja 4!!!" aku berteriak pada hyunjin, dia salah satu pelayan yang bekerja di kafe ini.

Kafe nya pun penuh dalam waktu yang singkat. Kita semua sudah terbiasa dengan semua ini. Karena kafe ini adalah salah satu kafe terkenal di kota ini.

Aku dan Mark bekerja sebagi barista di kafe ini. Bambam berpasangan dengan jinyoung di kasir. Hyunjin, baekhyun dan felix sebagai pelayan yang mengantar pesanan dan membereskan meja.

Jackson hyung memang hanya mempekerjakan laki-laki di kafe miliknya dan tentunya kami semua berteman baik satu sama lain lebih tepat nya kami semua sudah seperti keluarga.

Pelanggan lain datang dan jantungku mulai berdetak dengan cepat saat mencium wangi parfum yang sangat ku kenali. Aku melihat ke pintu masuk dan melihat wanita yang menjadi sumber kebahagiaan dan kesedihan di hidupku selama ini.

Aku tersenyum kecut saat melihat dia berpegangan tangan dengan pria lain lagi. Pria itu mencium pipinya dan dia membalasnya dengan senyum manisnya.

Aku tau kalau temanku yang lain sedang menatapku dengan prihatin. Mereka mulai mengkhawatirkan ku dan melirik ku mencoba mencari tahu apakah aku baik-baik saja atau tidak. Karena mereka semua tahu bagaimana hubungan ku dengan wanita yang ku lihat tadi.

"Aku bisa menggantikan mu jika kau ingin istirahat, jeong..."bisik mark padaku.

"Aku tidak apa-apa, mark...aku bisa melakukannya..."aku tersenyum padanya dan mulai membuat pesanan pelanggan lagi.

"Ughhh...jika saja aku perempuan, mungkin aku sudah menamparnya dan memberitahunya betapa buruknya dia karena menyakitimu..." aku mendengar bambam bergumam di dekat kasir.

"Sudahlah bro, aku baik-baik saja..."aku tersenyum cerah untuk memberitahu teman-teman ku kalau aku baik-baik saja.

"Kau adalah lelaki paling bodoh yang ada di dunia ini, jeong!!!" ucap hyunjin saat dia mengambil pesanan untuk pelanggan yang sedang duduk.

"Ya, aku tau itu..."jawabku yang membuat mereka semua geleng-geleng kepala.

"Jeongyeon! Pesanan khusus! Satu capuccino panas biasa, lebih sedikit gula dan cream!!"

Aku tidak perlu bertanya siapa yang memesan itu. Aku tahu itu pasti dia...dia tidak akan pernah memesan apapun selain yang itu.

Tanpa berlama-lama aku langsung membuat pesanan yang di minta dengan seperti biasanya.

Pain (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang