Selamat membaca (人*´∀`)。*゚
.
.
.
Eren membuka matanya perlahan, tanpa melihat luar ia sudah tahu jika hari sudah pagi walaupun disana tidak ada perbedaan antara malam dan siang. Emeraldnya melirik kesamping saat merasa tubuhnya dipeluk erat oleh seseorang
" Levi..selamat pagi " Ucapnya seraya mengecup pucuk kepala ravennya
Tidak ada jawaban. Eren terkekeh geli, ia melihat lekat tubuh Levi yang terdapat banyak bercak kemerahan dan juga bekas gigitan hasil karyanya. Ia membalas pelukannya sebelum bangkit dari kasurnya
Eren berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya, ia mendesis merasakan perih dipunggungnya. Setelah ia selesai dengan urusannya Eren menggendong tubuh Levi untuk dimandikannya juga, ia menaruhnya di bak yang berisi air hangat. Ia memandikan Levi dengan lembut, membilas tubuhnya dengan perlahan agar tidak melukai kulit halusnya. Tak lupa ia juga mencuci rambut Levi dan memberinya pijatan di kepalanya
Penglihatan Eren tak sengaja melihat tanda bulan sabit di tengkuk Levi, kalau tak salah ingat setelah ia menggigitnya tanda itu muncul. Eren mengelusnya pelan lalu melanjutkan kegiatannya
Setelah semuanya beres, Eren mengeringkan tubuhnya dengan handuk dan membawanya kembali ke ranjangnya. Ia memakainya kimono berwarna putih untuknya dan jangan lupa ia juga mengeringkan rambutnya
" Kau masih tertidur nyenyak " Eren tersenyum geli, ia beranjak pergi dari kamarnya
Saat Eren keluar dari kamarnya tatapan yang awalnya lembut berubah tajam seolah-olah tatapan itu hanya ditujukan ke pujaan hatinya. Pelayan-pelayan yang melewatinya bahkan tak berani untuk menatapnya tetapi tak lupa untuk memberinya hormat
" Armin! " Panggil Eren saat melihat Armin berjalan dengan Jean. Yang dipanggil pun berjengkit kaget
" Ada apa Yang mulia? " Ucap Armin seraya membungkukkan badannya diikuti juga oleh Jean
" Bereskan kekacauan di kamar utama ku "
" Siap dilaksanakan Yang mulia! " Armin segera menarik tangan Jean yang bingung untuk mengikutinya
Eren melanjutkan langkahnya kini ia mengarah ke dapur. Mata emeraldnya menyipit kala melihat banyaknya pelayan yang sibuk dengan masakannya
" Kalian pergilah "
Pelayan yang sedang asyik memasak pun terkejut mendengar suara yang mereka kenal. Mereka berbalik dengan takut menghadap tuannya
" Hormat kami Yang mulia! "
Eren mengangguk," Kalian pergilah. Aku ingin memasak sendiri "
Bruk
Salah satu dari mereka langsung pingsan saat mendengar ucapannya.
' eeehh Yang mulia ingin memasak sendiri?!!'_ batin mereka
Para pelayan segera mematuhi perintahnya dan berbondong-bondong pergi dari dapur seraya mencoba melupakan rasa penasaran mereka. Tak lupa mereka juga menyeret pelayan yang sedang tak sadarkan diri
Setelah dapur sepi Eren mengambil nafasnya panjang, tatapannya kini serius. Otak pintarnya mulai bekerja untuk membuat apa yang cocok untuk sang pujaan, tangan yang biasanya hanya memegang katana kini pertama kalinya dirinya memegang pisau dapur
" Baiklah "
.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wonderwall [ EreRi ]
Fanfiction[ Completed ] . . . Levi Ackerman, dia adalah seorang keturunan Dewa berparas tampan dan juga cantik. Setiap langkahnya menebarkan harum yang sangat memikat. Namun di balik itu, kekuatan yang sebenarnya masih belum diketahui Dan pertemuannya dengan...