🔞Chapter 22🔞

3.3K 229 163
                                    

Selamat membaca (;ŏ﹏ŏ)

.

.

.


" Levi..kau..k-kau " Eren tak mampu menyelesaikan kalimatnya, ia memejamkan matanya merasakan rasa sakit di hatinya karena telah melukai pria sebaik dia

" Eren, jangan menangis kau membuatku ingin menangis juga "

Eren menatap Levi dengan air mata yang mengalir di pipinya, " Levi...mengapa kau berkata seperti itu..aku telah melukaimu merebut harga dirimu  "

" Sstt jangan mengatakan itu, jika kau tak melakukan itu dulu maka sekarang ini aku tak akan bisa bertemu denganmu " ucap Levi dengan lembut dengan senyuman tipis menghiasi bibirnya

" Levi..." Dengan sekali tarikan Eren telah menempelkan bibirnya pada bibir cherry milik Levi,menciumnya dengan lembut seakan itu adalah hal yang rapuh yang harus dijaga

" Mmhh... "

Eren dengan hati-hati meletakkan tubuh Levi ke tanah, sebelah tangannya menyangga kepalanya agar tidak menyentuh tanah. Eren kembali mencium bibir Levi kali ini sedikit intens hingga membuatnya melenguh nikmat

Setelah puas menikmati bibirnya, Eren menurunkan ciumannya di leher jenjang milik Levi

" Aghh " desahnya ketika merasakan gigitan kecil di lehernya

" Yang Mulia! Disebelah barat para mon–Eh?! " Wajah Armin seketika memerah hebat saat melihat adegan tak senonoh didepannya, ia segera menutup matanya

Secara reflek Levi mendorong dada Eren dengan kuat agar menjauh. Ia mendudukkan dirinya dan menyembunyikan wajah malunya di bahunya Eren

Eren menatap tajam Armin, " Katakan, ada masalah apa? "

" A-ano Yang mulia, di wilayah barat ada beberapa monster yang mengamuk dan hilang kendali " ucap Armin yang mencoba menahan rasa gugupnya, ia masih merasa canggung dengan keduanya

" Baiklah, aku akan kesana "

" Baik Yang mulia "

Eren melirik Levi yang berwajah merah di bahunya, " Ada urusan yang harus aku selesaikan, kau tunggu di kamarku jangan berkeliaran kemana-mana "

Levi mengangguk perlahan

Seketika keduanya sudah berada di kamar Eren yang bernuansa merah tua

" Aku tidak akan lama "

" Mn, Aku akan menunggu mu " Levi menepuk-nepuk bahu Eren sebelum pria itu berbalik pergi meninggalkannya

Levi menatap sekeliling ruangannya, seketika rasa bosan mulai terasa pada dirinya. Ia merebahkan tubuhnya pada kasur empuk, sudah cukup lama ia tidak tidur di kasur yang benar. Akhirnya ia bisa merelaksasikan tubuhnya

Tiba-tiba saja pikiran jahil muncul di otaknya, Levi membuka matanya dan menyeringai keji. Ia beranjak dari kasurnya, celingak-celinguk mencari lemari pakaian milik Eren

" Ah itu dia "

Setelah sekian lama mencari kain berwarna peach akhirnya ia menemukannya, karena tidak ada gunting disekitar sini Levi terpaksa menggunakan pisau yang ditemukan di meja kecil milik Eren

" Aku akan membuat sesuatu " Dengan otak kreatifnya yang mulai bekerja. Levi dengan gesit dan telaten memotong kain dan menjahitnya dengan alat seadanya

Levi tersenyum puas melihat hasil kerjanya, tanpa menunggu lagi ia segera mengganti kimononya dengan pakaian yang telah ia buat

.

Wonderwall  [ EreRi ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang