Chapter 37 ( End )

1.8K 170 66
                                    

Selamat membaca ୧(^ 〰 ^)୨

.

.

.

Di hamparan langit biru yang cerah, sinar matahari menyinari apapun yang berada dibawahnya, burung-burung berterbangan kesana kemari. Dari langit itu ribuan kelopak bunga Shibazakura terjatuh seperti halnya salju dimusim dingin

Mikasa mendongak keatas saat kelopak itu mengenai kepalanya, telapak tangannya menengadah menangkap kelopak bunga Shibazakura, ia tersenyum

" Lihat sayang, bunga ini kesukaan ibu kalian " Mikasa menyelipkan kelopak bunga itu pada putranya Levi, ia menoleh kesamping melihat Jean yang masih menunduk sedih

" Mereka pasti akan kembali " hiburnya

Jean menangis sesenggukan, " Apa yang harus aku katakan pada Armin dan Hanji-san "

Mikasa diam tak bisa menjawabnya, ia mengelus rambut bayi Eric dan Illianna

Suara keluhan orang-orang mulai terdengar, mereka semua perlahan tersadar dari pingsannya. Kenny terduduk pelan dengan satu tangannya memegang kepalanya yang terasa pusing, ia menatap sekelilingnya lalu terbelalak

" Dimana Levi?! Dimana " suara Kenny membuat orang sekitarnya menatapnya

Mikasa mendekati ayahnya dan menenangkannya, " Ayah..."

" Ada apa dengan wajahmu Mika? Pasti sesuatu yang buruk terjadi..apakah Levi benar-benar melakukannya? " Suara Kenny bergetar dibagian akhir

" Ya. Itu adalah pilihannya ayah, kita tidak bisa menghentikannya. Sekarang, kita yang berada disini telah kehilangan kekuatan, ingatan Marley juga telah dihapus " Mikasa menatap ayahnya yang mulai gemetar

" Levi hanya meninggalkan ketiga buah hatinya...itu saja " Kenny menutup matanya menyembunyikan tangisannya. Ia kehilangan istrinya dan juga putra satu-satunya

" Ayah, Levi akan kembali "

" Kau benar, putraku pasti akan kembali "

Mikasa tersenyum lega, sebelah tangannya menggandeng tangan sang ayah menuntunnya untuk kembali ke Kerajaan. Ia menatap Jean yang terdiam

" Namamu Jean kan? Apa yang kau lakukan disitu ayo kembali "

Jean tersentak kaget, ia mengangguk dan segera mengikuti Mikasa dan Kenny dari belakang

" Bagaimana dengan Marley? " tanya Mikasa

" Aku akan mengurusnya nanti, kepalaku terasa berat aku ingin beristirahat " keluh Kenny

Floch bangkit dari tidurnya dalam keadaan linglung, di depannya dua orang pria berambut pirang terlihat sedang bertengkar satu sama lain hingga salah satu pria itu melihatnya lalu menghampirinya

" Katakan, kita sedang berada dimana " ucap Porco dengan penekanan

Floch menatapnya bingung, keringat dingin menetes di dahinya melihat wajah aneh pria didepannya

" A-aku.. juga tidak tahu.."

.

.

.

17 tahun kemudian...

" Hyaaa! Hyaaa! " Suara derapan kuda dan suara remaja laki-laki berambut cokelat tua dan memiliki dua bola mata berwarna Emerald

" Berisik, pelankan suaramu " ucap suara remaja yang terdengar lebih kalem. Ia memiliki rambut berwarna hitam dan warna bola mata sama seperti bocah sebelumnya yaitu Emerald

Wonderwall  [ EreRi ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang