Chapter 10

1.7K 248 34
                                    

Selamat membaca ƪ(˘⌣˘)ʃ

.


.


.

Keesokan hari telah tiba, di ruang utama Kerajaan Paradise terdapat dua orang berbeda warna rambut yang sedang menunggu kedatangan seseorang yang sedari tadi belum juga menunjukkan batang hidungnya

" Beginilah jadinya jika aku tak menyuruh pelayan untuk memandikannya " gumam Kenny kerutan di dahi tercetak jelas karena menahan kesal

Erwin melirik kearahnya, " Tidak masalah Yang Mulia, saya akan tetap menunggu nya "

" Kenny, apakah Levi masih belum juga datang? " Kenny melirik Kuchel yang berjalan menghampirinya seraya membawa nampan berisi teh hijau

" Ah maaf merepotkan " ucap Erwin

" Tidak masalah. Silahkan minumlah,teh nya masih hangat" Kuchel meletakkan teh di hadapan mereka berdua lalu duduk disamping sang suami

" Kuchel..apa kau tak menghampiri kamarnya? "

" Sudah, saat aku di kamarnya dia sudah bersiap-siap untuk ke pemandian, mungkin saja dia masih membersihkan dirinya "

Tiba-tiba suara pintu terbuka perlahan setelah Kuchel berbicara, beberapa pelayan dan penjaga mulai masuk dengan rapi lalu berjejer membentuk sebuah barisan memanjang untuk menyambut Tuan muda, Levi Ackerman

Levi berjalan dengan anggun namun tegas, tatapannya menajam lurus kedepan seperti elang yang mengincar mangsanya, memukau. Ujung kain kimono putihnya terseret mengikuti langkah kaki sang empu dan juga suara gemerincing perhiasannya terdengar seiring hentakan kakinya yang ringan. Tatapan Erwin tak lepas dari awal Levi masuk sampai dia berada di hadapan mereka

" Maafkan aku Ayah..Ibu aku terlambat" Levi membungkukkan setengah badannya

Kenny berdiri dan juga diikuti oleh Erwin, " Levi...aku yakin kau sudah mengenalnya kemarin, dia adalah calon tunangan mu, hari ini kalian kuberi waktu untuk saling mengenal dan aku juga telah memberinya izin untuk membawamu keluar dari Kerajaan ini "

Levi mengangguk dengan berat hati

Erwin merasa terhormat ia menghampiri Levi dan berdiri di sampingnya. Tatapan malas Levi layangkan pada Erwin karena terus-terusan menatap dirinya

" Erwin aku percayakan Levi padamu "

Kuchel mengelus pelan pipi Levi, " Tolong jaga dia dengan baik, Erwin "

" Saya akan menjaganya dengan sepenuh hati saya, Yang mulia Ratu "

Dalam hati Levi mendecih mendengar perkataannya, hanya mendengarnya saja membuatnya sangat jengkel bagaimana bisa ia akan betah dengannya

Erwin membungkukkan setengah badannya untuk memberi hormat pada sang kaisar lalu membalikkan tubuhnya menatap Levi dan mengangkat telapak tangannya berharap mendapat balasan darinya

Levi menatap dengan kosong Erwin, tanpa membalasnya ia berbalik pergi begitu saja meninggalkan Erwin yang mematung

" Tunggu apa lagi, ayo cepat "

Melihat perilaku putranya itu Kenny dan Kuchel hanya bisa mengelus dadanya dan mencoba untuk sesabar mungkin kepada putranya

°°°

Erwin dan Levi berjalan berdampingan dengan beberapa penjaga di belakangnya. Didepan mereka berdua terdapat sebuah kuda berwarna hitam yang terlihat gagah menunggu untuk ditumpangi, Levi mengerutkan dahinya saat melihat hanya terdapat satu kuda saja

Wonderwall  [ EreRi ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang