Chapter 31

1.2K 161 56
                                    

Plak

Plak

" Papa berhenti! Kumohon berhenti " mohon Eren kecil saat punggung telanjangnya di cambuk dengan kawat berduri

" Kau anak tak berguna, seharusnya Carla tidak melahirkan anak seperti mu yang lemah. Sepertinya pengorbanan Carla sia-sia saat melahirkanmu "

Plak

" Akhhh s-sakit...papa hentikan " Eren kecil tak kuasa menahan tangisnya saat rasa perih semakin kuat dirasanya

" Cih begini saja kau menangis " ucap Grisha dingin seraya pergi meninggalkan Eren yang meringkuk sendiri di ruangan bawah tanah

" Hiks...ibu mengapa papa sangat membenciku. Ibu tiriku juga selalu menyiksa ku setiap kali aku bermain dengan Zeke, dan sekarang Zeke juga sering memarahiku. Apa aku sebegitu menyebalkan bagi mereka "

Eren kecil memeluk kedua lututnya dan menangis melupakan punggungnya yang berdarah-darah. Luka yang sebelumnya mengering bahkan kini terbuka lagi

Tatapan Eren terjatuh pada sebilah pisau di meja depannya. Pikiran yang buruk mulai menguasainya dengan tertatih ia berjalan untuk mengambilnya. Eren melihatnya dengan lamat

" Jika mereka membenciku pilihan ku hanya dua, membunuh diriku sendiri atau membunuh mereka " ucapnya dengan datar. Eren memakai kembali kaosnya, tak merasa risih walaupun kain kaos itu menempel pada lukanya yang masih basah

" Baiklah aku memutuskan untuk membunuh mereka.."

Eren's pov

" Eren!! "

Suara yang kukenali dan yang ku segani memanggilku dengan nada yang tak ku suka menyadarkan ku dari sebuah kenangan masa laluku yang buruk. Aku menatapnya dengan sendu

" Levi..." Aku hanya bisa berucap lirih, jantung ku rasanya seperti akan berhenti setiap kali aku berbicara

" Eren kumohon bertahanlah! Bertahanlah! Jangan tinggalkan aku! "

Levi jangan menangis...jangan keluarkan air mata mu itu. Aku tak ingin melihatnya keluar dari wajah indahmu, aku tak ingin air matamu merusak keindahan mu dada ku semakin sesak melihatmu seperti itu

Aku juga tak ingin meninggalkanmu

Aku mati-matian mengangkat tangan kananku yang terasa mati rasa untuk meraih pipinya. Ah dia memegang tanganku, akhirnya aku merasakan kehangatan telapak tangannya lagi atau mungkin untuk terakhir kalinya

" L-levi..."

" Jangan berbicara Eren, aku sedang berusaha menghentikan pendarahan mu "

Aku sangat bangga mengetahui dia telah berkembang cukup pesat. Aku merasakan kehangatan di sekitar dada dan perutku saat dia mengaliriku energinya

Tapi...itu tidak ada gunanya sekarang

Inti kekuatanku telah hancur, aku tinggal menunggu ajal menjemputku..

" M-musta..hil.."

" Tidak ada yang mustahil! Hiks aku pasti bisa! Pasti bisa! "

Melihat wajahnya yang serius saat ini membuatku tak bisa menahan air mataku. Dapat kurasakan air mataku keluar mengaliri kedua pipiku, lidahku terasa kelu, nafasku terasa sesak, hatiku terasa ngilu

Aku dapat merasakan sebuah usapan halus di kedua mataku...Levi menghapus air mataku, ia menatapku dengan tatapan lembut

" Jangan menangis...suamiku "

Wonderwall  [ EreRi ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang