Chapter 28

1.2K 164 59
                                    

Selamat membaca 。:゚(;´∩';)゚:。

.

.

.

" Kenapa Yang mulia lama sekali " gerutu Porco, disampingnya Pieck sedang menahan kesal karena mendengar gerutuannya sedari tadi

" Cepat susul Yang mulia, entah kenapa aku berfirasat buruk " ucap Pieck

Porco mengangguk, " Reiner ikut aku, kau dan aku menyusul Yang mulia. Pieck kau tunggulah disini "

" Ya "

Reiner segera bergabung pergi dengan Porco untuk mencari Yang mulia

Porco memacu kudanya lebih cepat hingga yang dibelakangnya juga melakukan hal yang sama, rasa khawatir memenuhi diri mereka

" Apa kau bisa melacaknya? " tanya Porco

Reiner menajamkan indera penciumannya, bau amis darah tercium datang dari arah utara, bukankah bau darah ini tak asing baginya

" Kita lurus ke depan! " Reiner memacu kudanya lebih dulu untuk menunjukkan jalan

Porco membelalakan matanya, tak jauh di depannya Yang mulianya telah tergeletak tak bernyawa bersandar di batang pohon

" Yang Mulia!! " teriaknya sampai terjatuh dari kudanya. Porco berlari kencang menuju tubuh Zeke yang berlumuran darah

Reiner turun dari kudanya, ia mendekati Zeke lalu mengamati lubang di sekitar dadanya, jarinya mengusapnya perlahan. Dahinya mengernyit

" Inti kekuatan Yang mulia telah di ambil.." tatapan Reiner tertuju pada sebuah katana di sampingnya, ia mengambilnya dan mencium bau aneh yang menguar di ujungnya

"..dilumuri racun " lanjutnya

Porco yang sedang menangisi atas kematian Zeke menoleh, merasa tertarik dengan katana itu, Porco tersentak saat mengenali ciri katana yang dipegang Reiner

" Sialan! Ternyata begini permainan mereka " Porco mendesis tajam, Reiner hanya diam menunggu perkataannya selanjutnya

" Kita serang kerajaan Paradise karena telah membunuh raja kita!! " teriak Porco mendapati anggukan Reiner

.

.

.

" Sebelah sini Kuchel " tunjuk Kenny ke bahu kanannya. Kuchel segera melakukan pijatan yang ditunjukkan olehnya

Kenny menghela nafas lega, pijatan Kuchel membuat tubuhnya rileks, terlibat cekcok dengan Zeke membuat semua uratnya tegang beruntung ia berhasil membuat mereka pergi

" Yang mulia Kaisar! T-tuan m-muda " Prajurit itu datang dengan ekspresi tak percayanya. Kenny menatapnya tajam

" Bicaralah dengan benar " ucap Kenny dingin. Prajurit didepannya mengelap keringat di dahinya lalu mengangguk

" Yang mulia, Tuan muda telah kembali! "

" Dimana?! " Kuchel memajukan tubuhnya

" Aku disini ibu " ucap Levi seraya melangkah memasuki ruangan kaisar

Seluruh orang yang berada di ruangan termasuk Kenny dan Kuchel melebarkan matanya suasana bahagia dan haru mengisi ruangan yang besar itu. Beberapa pelayan yang melayani Levi menangis, sudah lama mereka tak bermain kejar-kejaran dengan tuannya. Begitupun Kuchel, ia telah mengeluarkan cairan bening dari matanya

Wonderwall  [ EreRi ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang