Chapter 26

1.6K 165 78
                                    

Selamat membaca ୧(^ 〰 ^)୨

.

.

.

Sudah hampir dua bulan Levi tinggal bersama Eren di Kerajaan Locus, wilayah para monster tinggal. Selama tinggal disana setiap malam Levi harus melayani Eren yang kelebihan hormon, pria brunette itu sering kali menerkam dirinya tak tahu tempat, bahkan ketika dirinya tidur pun masih saja di serang olehnya

Masalahnya pria itu jika melakukannya tidak tahu kapan berhentinya, bahkan jika dirinya belum pingsan Eren masih enggan berhenti, melakukannya dari fajar sampai senja atau terkadang sebaliknya. Levi mencoba bangun awal keesokan harinya, tapi berakhir berbaring dikasur lagi karena punggung yang sakit

" Eren..hari ini aku sangat lelah, aku tidak ingin melakukannya lagi " suara Levi sedikit serak, kepalanya bersender di dada bidang Eren

" Baiklah hari ini kau beristirahatlah " Eren menautkan kedua jari mereka lalu mengecupnya lembut

" Sebentar lagi aku akan pulang ke Kerajaanku, apa ibu dan lainnya baik-baik saja, aku merindukan mereka "

" Aku yakin mereka tak apa, lagipula Kerajaan Marley tak menunjukkan pergerakan yang mencurigakan, mereka mengutus prajuritnya untuk mencari keberadaanmu "

Levi mengangguk pelan, kedua matanya ia pejamkan seraya bersenandung kecil. Sedangkan Eren mengelus punggung Levi dengan lembut sambil mendengar senandungnya, tangannya berhenti mengusap saat tiba-tiba merasakan mual

" Hoek–umh " Eren menutup mulutnya dan segera berlari ke toilet. Levi menatapnya dengan heran dan khawatir, perlahan ia turun dari kasur memaksakan berjalan meski sangat sakit

" Eren? Apa kau sakit? " tanya Levi saat tiba di toilet melihat Eren yang beberapakali mengeluarkan isi perutnya

" Aku tidak tahu tiba-tiba aku merasa–hoek "

Rasa khawatir memenuhi diri Levi, ia mengurut leher Eren untuk meredakan rasa mualnya. Menyuruh Eren segera berkumur lalu menuntunnya duduk di tepi ranjang

Tangan Levi menyentuh dahi Eren, tidak panas sama sekali. Lalu mengapa dia muntah-muntah, Levi segera menyingkap kimono Eren dan memeriksa perutnya

" Perutmu kembung, biar aku pijat "

Eren mengangguk pasrah, tubuhnya seketika terasa lemas. Desahan lega lolos saat Levi memijat perutnya dengan lembut dan terasa nyaman

" Apa terasa lebih baik? "

" Ya, lanjutkan–ghh " Eren mati-matian menahan rasa mual yang kembali muncul

Levi menatapnya dengan khawatir, " Panggil saja Hanji, aku takut dengan keadaanmu "

" Tidak. Tidak usah, mungkin aku salah makan "

" Cepat panggil dia! Jangan keras kepala " Ucap Levi dengan marah

" Baiklah...tunggu sebentar " tidak ingin melihatnya lebih marah lagi, Eren segera memejamkan matanya untuk memanggil Hanji, sebenarnya ia enggan bertemu dengan wanita itu setelah kejadian dulu yang seenak jidat mengajari Levi yang tidak-tidak

.

.

.

" Pemandangan disini sangat indah, tidak seperti di tempat kita hanya ada padang pasir. Sangat membosankan " ucap Porco yang bertengger di batang pohon sambil memakan apel

Wonderwall  [ EreRi ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang