00

108K 2.9K 52
                                    

"Gue emang brengsek. Tapi cinta gue cuma buat lo, Embun." --- Langit



SUASANA yang ramai di parkiran SMA Garuda seperti sedang diadakannya acara penghargaan fashion dengan karpet merah yang membentang.

Bagaimana tidak, saat semua murid perempuan baru saja turun dari kendaraannya, mereka akan langsung di sambut dengan tatapan tajam para murid laki-laki yang sengaja menunggu di sana.

Pakaian minim dan seragam ketat serta gaya fashionable dari murid perempuan itulah yang mereka tunggu setiap pagi untuk asupan semangat saat berada disana.

Sekolah yang tidak pernah membatasi gaya para muridnya asal mengukir prestasi membuat SMA Garuda menjadi sekolah favorit.

Seperti itu juga yang di lakukan Langit, si cowok kulkas 7 pintu dan Dellon sahabatnya yang super playboy. Penampilan mereka tak kalah seperti berandalan dengan penampilan acak-acakan, sialnya mereka terlihat tidak ada kekurangan dengan wajah tampannya itu.

Langit Sankala, mesikpun terlihat pendiam dengan wajah dinginnya tetapi dia adalah cowok yang sifatnya tidak jauh berbeda dengan Dellon.

Langit itu playboy. Di usinya yang baru menginjak 17 tahun, dia suka keluar masuk club malam dan sering berganti pacar.

Dellon Tidore meskipun dia suka berpikiran kotor dan tukang lirik kanan kiri, dia termaksud tipe setia karena hanya memilik satu pacar dan sangat menghargainya.

"Pagi cantik." sapa Dellon saat melihat seorang perempuan berjalan melawatinya, dengan gaya tengil dia berusaha menghadang cewek paling dingin di SMA Garuda. Dinginnya perempuan itu melebih Langit dalam hal apa pun.

Embun Xylona, gadis berparas cantik tanpa celah. Wajahnya seperti sebuah pahatan yang sangat sempurna, mata indahnya, hidung mancung, bibir tipis terlihat indaj dan tubuh yang ideal membuat Embun menjadi siswi paling dikagumi dan diinginkan di SMA Garuda.

Tetapi sifatnya yang dingin tak tersentuh membuat mereka semua gigit jari dan hanya bisa berkhayal memiliki pacar seperti Embun.

"Minggir!!" ketus Embun dengan tatapan nyalangnya.

Dellon mendengus kesal lalu menyingkir, "Galak amat lo." cibirnya.

Embun tidak menghiraukan Dellon, dia segera berlalu dengan menatap tajam kedua laki-laki itu. Dellon berdecak memperhatikan wajah Embun, "Mangkin cantik aja dia." ucapnya.

Langit yang sedari tadi hanya memperhatikan, menaikan satu alisnya menatap Dellon datar, "Lo naksir?" tanya Langit.

Dellon terkekeh, "Semua cowok juga bakal tertarik kali sama dia." jawab Dellon.

"Nggak boleh!" sinis Langit.

Dellon mengernyit bingung lalu menatap sahabatnya itu, "Apanya?"

"Lo nggak boleh suka sama Embun, nggak boleh mikirin tentang dia." tegas Langit.

"Lah kenapa?"

"Embun is mine." jawab Langit dengan tatapan dinginnya.

Dellon tertawa, "Sejak kapan." kekehnya.

Langit tidak menjawab, dia pergi meninggalkan sahabatnya yang sedang di hantui banyak pertanyaan.

"Woi, dih lo lagi lawak." sungut Dellon mengejar Langit yang ingin meninggalkan parkiran.

Langit berhenti dan kembali menatap Dellon dengan tajam, "Gue serius!! Awas aja lo ngegodain dia lagi." ancam Langit.

"Lo beneran suka sama dia?" tanya Dellon dengan serius dan Langit mengangguk, "Sejak kapan lo suka Embun?" tanya Dellon lagi.

"Dari awal ketemu." jawab Langit jujur, dia kembali melangkah menuju kelasnya.

"Tapi gue nggak pernah lihat lo deket sama dia?" tanya Dellon bingung.

"Harus gitu?" kesal Langit.

"Yaelah si kutub, lagian lo juga udah punya Laura. Gila aja, Laura sama Embun kan sahabatan." Kaget Dellon saat baru menyadari hal itu.

Laura Pandhita, pacar Langit sekaligus sahabat Embun. Gadis itu memang cantik meskipun tidak secantik Embun. Sayangnya Langit hanya menjadikan Laura pancingan agar bisa mendekati Embun dan sialnya itu tidak berhasil sama sekali.

Laura tau jika dia di manfaatkan tetapi tidak terlalu pedulu karena Langit baik padanya. Hal yang tidak orang ketahui karena mereka selalu bersikap layaknya sepasang kekasih di depan semua orang.

"Lo tau hubungan gue sama Laura kayak apa? Cuma status, cinta gue tetap buat Embun." jelas Langit

Dellon tidak menyangka jika Langit hanya menganggap Laura pacar biasa dari sekian banyak pacarnya. Dellon kira Laura spesial, "Persahabatan mereka bakal hancur karena itu." ucap Dellon.

"Gue nggak peduli, Embun hanya butuh gue. Nggak butuh yang lain." Jawab Langit.

Dellon memilih diam karena sifat keras kepala sahabatnya itu, dia juga tidak menyangka Langit akan bersikap posesif pada Embun yang belum dia miliki.

Berpacaran dengan Laura sudah hampir 6 bulan saja dia tidak peduli saat Laura jalan bersama cowok lain.

"Dellon sayang." Suara lembut dan manja dari sesorang membuat Dellon menoleh ke belakang. Cewek manis berambut sebahu itu sedang tersenyum padanya, dia adalah Fani.

Tifani Izumi, cewek berdarah campuran Jepang-Indonesia, wajah khas Fani yang imut dan manis membuat Dellon selalu jatuh cinta.

Fani juga sahabat dari Embun, mereka akrab sejak kecil sedangkan Laura dari awal masuk kelas 10. Fani dan Laura memiliki sifat yang ramah pada semua orang, tidak seperti Embun yang selalu cuek dan tidak peduli dengan sekitar.

"Sayang." Dellon memeluk Fani lalu mengecup pipinya

Langit mendengus lalu memalingkan pandangannya, dia melihat Laura baru saja turun dari mobilnya. Langit menghampiri Laura dan menarik masuk ke dalam mobilnya. Melihat Langit pergi membawa Laura, Dellon hanya mengedikkan bahu acuh lalu merangkul Fani meninggalkan parkiran.

"Sayang. Mau kemana?" tanya Laura saat Langit menyalakan mobilnya dan perlahan meninggalkan parkiran.

"Bolos." jawab langit tanpa mengalihkan pandangannya.

"Tapi gue ada ulangan nanti." jawab Laura.

"Emang gue peduli!" sungut Langit menatap Laura tajam.

-
-
-

Siap ketemu Langit lagi dan Emosi karna Embun????

Spill tau dari mana cerita ini??

DAMN'IT FIANCE || endTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang