31

19.8K 1K 66
                                    

-
-
-

Suasana parkiran SMA Garuda tampak ramai karena murid berlalu lalang mengambil kendaraanya untuk pulang, Langit berjalan terburu-buru mengambil motornya di sana.

"Langit!" panggil Laura, dia datang bersama Dellon dan Fani.

"Apa?!" ketus Langit, dia membalas tatapan tak suka Fani tak kalah tajam.

"Kita mau ke rumah Embun." izin Laura.

"Nggak boleh." jawab Langit cepat sembari menyalakan mesin motornya.

"Apa-apaan lo!!" marah Fani.

"Udah Yank." lerai Dellon, dia menarik Fani agar tak menyerang Langit.

Laura menghela nafas, "Ini deh. kasiin Embun, dia di panggil BK karena nggak masuk seminggu tanpa kabar." ucap Laura sembari memberikan surat peringatan dari sekolah karena Embun menyuruh mereka semua bungkam tentang ketidakhadirannya di sekolah.

Langit mengambil surat itu dengan malas, menyimpan di dalam tas kemudian segera berlalu dengan motornya.

"Eh, kok kita nggak jadi ke sana sih?" kesal Fani melihat Langit sudah menjauh.

"Udah, yang sabar ya." ucap Dellon sembari mengusap punggung Fani, pacarannya itu selalu emosi jika menyangkut tentang Langit.

"Yuk pulang aja." ajak Laura.

"Sayang. Kamu pulang sama Laura dulu ya, aku ada urusan." ucap Dellon menatap Fani tak enak.

"Lagi?" tanya Fani seakan paham apa yang membuat Dellon tak bisa mengantarnya.

Dellon mengangguk, "Maaf sayang. Ayah nyuruh langsung pulang sekolah, soalnya mendesak." pasrah Dellon.

"Oh, ya udah." ucap Fani.

Dellon tersenyum, dia mencium pipi Fani sebelum berlalu dan setelah itu Laura membawa Fani pulang ke rumah.

Langit mengendarai motornya dengan kecepatan maximal, dia tidak sbar ingin bertemu Embun dan melihat senyuman wanitanya itu.

Setalah memasukan motornya di garasi, Langit segera berlari mencari keberadaan Embun. Dia tersenyum melihat Embun yang sedang fokus memasak di dapur.

"Sayang." panggil Langit membuat Embun tersentak karena tiba-tiba memeluknya dari belakang.

"Langit, kaget ih." protes Embun membuat Langit tersenyum senang melihat respon Embun yang mengerucutkan bibirnya dan telihat lucu.

"Lagi apa?" tanya Langit.

"Ini, masak buat kita makan." jawab Embun sembari mengaduk-aduk sayur bayam lalu di sebelahnya ada ayam yang sedang di goreng.

"Wanginya." ucap Langit.

"Sana bersih-bersih dulu habis itu kita makan bareng." ucap Embun, dia mengusap kepala Langit yang sedang bersandar di pundaknya.

"Oke." Langit melepas pelukannya kemudian berlalu, tetapi baru beberapa langkah, Langit kembali sembari menatap Embun ragu.

"Kenapa?" tanya Embun. Langit tak menjawab tetapi dia mendekatkan bibirnya ke pipi Embun.

DAMN'IT FIANCE || endTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang