18

24.3K 1K 23
                                    

-
-
-

Gagal mengajak kencan, Langit mengikuti Embun ke cafe. Duduk di sana, menatap intens Embun yang sedang bekerja membuat semua mata tertuju padanya yang terlihat santai sembari menyeruput kopi.

"Embun, dia cowok yang kemaren bukan sih?" tanya Caca saat Embun baru saja kembali mengantar pesanan.

"Hmm." jawab Embun malas, dia meletakan nampan di meja lalu duduk di samping Caca memperhatikan Langit yang sedang manatapnya.

"Ngapain dia di sana?" tanya Caca.

"Minum kopi." jawab Embun santai.

Caca terkekeh, "Iya juga sih, tapi dia pacar lo?" tanya Caca penasaran.

Embun menggeleng lalu mengalihkan pandangannya. "Bukan." cuek Embun

"Terus hubungan kalian apa?"

"Nggak tau." Embun mengedikkan bahu acuh karena dia juga tidak mungkin mengatakan jika hubungan mereka itu sebatas tunangan palsu di lihat dari sifat Langit yang posesif padanya. Embun juga tidak tau alasan Langit dan tidak pernah ingin tau.

ekhem

Embun dan Caca langsung menoleh, di belakang mereka ada Sakha yang sedang berdiri, "Eh pak Sakha." kekeh Caca, dia segera beranjak menuju kasir melanjutkan tugasnya.

"Embun, bisa ke ruangan saya?" tanya Sakha.

Embun mengangguk, "Ya pak." ucapnya lalu mengikuti Sakha masuk ke ruang maneger.

"Mau ke mana mereka?" gumam Langit saat melihat Embun pergi langsung mengikutinya tanpa peduli harus menerobos ruang pribadi cafe itu.

"Anda siapa?" Theo yang kebetulan lewat bertanya ketika Langit berdiri di depan pintu ruang maneger.

"Hei?"tanya Theo lagi tetapi Langit tak mengubrisnya, dia menempelkan telinganya di pintu untuk menguping, Theo bingung dan akhirnya dia mengikuti Langit karena penasaran apa yang ingin Langit dengar.

"Embun, ini kartu pegawai kamu. Saya harap kamu betah kerja di sini." ucap Sakha.

Embun tersenyum lalu menerima kartu itu, "Terima kasih pak." ucapnya lalu setelah itu dia keluar dari sana.

Ketika membuka pintu, Embun kaget melihat Langit dan Theo yang tertangkap basah sedang menguping. "Ngapain lo?" tanya Embun pada Langit.

Bukannya menjawab, Langit balik bertanya dengan nada ketus, "Udah kelar belum?"

"Gue pulang jam 9, lagian ngapain lo di sini. Sana balik." usir Embun.

"Gue BT di rumah." kesal Langit.

Theo mengernyit bingung mendengar percakapan Langit dan Embun, "Dia siapa kamu?" tanya Theo tiba-tiba.

"Buk,__."

"Suami." sela Langit cepat.

"Langit!" kesal Embun lalu menarik Langit pergi dan mengusirnya dari ruang pribadi cafe.

"Lo kalo nggak mau balik jangan ganggu." ucap Embun lalu mendorong Langit keluar lalu menutup pintu membuat Langit berdecak dan kembali duduk di kursi.

-
-
-

Tepat jam 9 malam, Langit sudah berdiri di depan cafe menunggu Embun keluar karena waktu kerjanya sudah habis.

"Gue pulang ya, dadah." ucap Embun pada Caca, mereka saling melambaikan tangan setelah itu Embun keluar menghampiri Langit.

Langit menarik tangan Embun, membawanya menuju tempat di mana mobilnya terparkir. "Masuk." ucap Langit ketika sudah membukakan pintu untuk Embun. Setelah Embun masuk dia juga masuk ke dalam dan duduk di kursi kemudi, melajukan mobilnya dengan santai.

DAMN'IT FIANCE || endTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang