EXTRA part III

9.9K 463 37
                                    

-
-
-

"Kok lama yank?" tanya Felix saat melihat Embun baru saja turun dan langsung duduk di sampingnya yang sedang menunggu di sofa lobi hotel.

Embun menghela nafas panjang, "Tadi ada Langit." ucap Embun.

Felix yang sedang sibuk bermain game, tersenyum tipis lalu menatap Embun intens, "Kenapa? Dia penasaran sama Andreas?" tanya Felix dan Embun langsung mengangguk.

Felix menaikan satu alisnya, "Terus, lo bilang apa? Anak kita?" selidik Felix.

Embun kini juga menatap Felix dengan intens, "Emang anak kita 'kan?" jawab Embun.

Felix mengangguk lalu tersenyum, tangannya mengulur mengusap pucuk kepala Embun dengan sayang.

Embun melirik kiri dan kanannya karena merasa ada yang dia luapakan, "Rey mana?" tanya Embun.

Felix yang kembali fokus pada game terlonjak kaget melihat sisi kirinya tempat tadi Andeas duduk sudah tidak ada. "Lah mana?" ucap Felix, dia ikut berdiri seperti Embun dan panik mencari Andreas.

Embun mendengus lalu menggeplak lengan Felix kuat, "Kebiasaan deh, ngeluarin Andreas taruhannya nyawa loh itu, bikinnya aja lo enak." sungut Embun.

Felix terkekeh menggaruk tengkuknya, "Ih Embun, gue cium juga nih mulutnya." ucap Felix.

"Buruan cari." kesal Embun dan saat mereka ingin berpencar, suara Andreas memanggil Embun dengan nada cemprengnya.

"Mimi."

Embun terbelak melihat Andreas sedang di gendong Dellon, "Ya ampun Rey." ucap Embun dengan tatapan khawatir lalu mengambil alih Rey dari Dellon.

"Anak lo mainnya jauh banget, bapaknya nggak becus jagain." sinis Dellon.

Fellix menggeram, tangannya terkepal dan mulutnya ingin mengeluarkan sebuah umpatan cantik untuk Dellon, "Sia,_." Tetapi umpatan itu tertahan karena Embun melarangnya dengan tatapan tajam membuat Felix dia seketika.

"Makasih ya De." ucap Embun.

Dellon mengangguk, "Yo." ucapnya kemudian berlalu dengan senyum aneh yang terukir di wajahnya.

Dellon masuk ke dalam lift menuju kamar Langit, dia masuk ke sana menatap heran Langit yang sedang duduk sembari menunduk dengan raut wajah frustasi.

"Lang." panggil Dellon.

"Hm." jawab Langit, dia menyugar rambutanya sehingga menjadi berantakan.

"Napa lo?" tanya Dellon santai, dia mengeluarkan rokok, menyalakan dan mengisap dalam-dalam lalu menghembuskannya ke udara.

"Gue tadi ketemu Embun." ucap Langit, dia kini bersandar di sofa.

"Terus?" tanya Dellon yang juga ikut bersandar.

"Gue tanya sama dia anak itu anak siapa? Tapi dia nggak mau jawab." curhat Langit

Dellon tertawa kecil mendengar curhatan Langit. "Ya jelaslah." ucap Dellon.

Suasana hening karena Langit memilih diam dan memejamkan mata karena menyesal sudah menyerah dan melepaskan Embun dua tahun lalu.

Dellon kembali melirik Langit lalu menyenggol lengannya agar tak melamun teru, "Galau mulu lo, tadi gue ketemu anaknya Embun." ucap Dellon sembari menyeringai kecil.

"Terus?" tanya Langit tanpa minat.

"Mirip emaknya, suka kabur." kekeh Dellon membuat Langit tersenyum mengingat Embun selalu kabur darinya.

"Udah galaunya, dari pada nebak-nebak mending lo lakuin sesuatu." ucap Dellon, dia merogoh saku celananya untuk mengambil sesuatu dan memberikannya ke tangan Langit.

DAMN'IT FIANCE || endTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang