Yang mau Embun hamil, kalian berharap apa woi😭😭
-
-
-Pagi Menjelang Embun berangkat sekolah seperti biasa dengan raut wajah senang. Dia tinggal di kostan khusus perempuan dengan harga yang lumayan murah, jarak sekolahnya juga tak jauh karena cukup berjalan kaki saja.
Embun keluar dari kostannya, mengunci pintu lalu berjalan menghampiri segerombolan anak desa yang juga akan berangakt sekolah di tempat yang sama.
"Pagi." sapa Embun
"Pagi Embun." jawab mereka serempak dengan ramah dan logat yang khas.
Embun dan anak-anak desa itu berjalan bersama, salah satunya juga ada teman sekelasnya bernama Via, gadis cantik yang memiliki pipi merah merona. Embun akrab dengan Via yang selalu menemaninya sejak dia pindah ke sana.
"Kamu udah ngerjain tugas, Mbun?" tanya Via.
"Udah dong." jawab Embun sembari tersenyum kecil lalu mereka mengobrol ringan sembari berjalan santai menuju sekolah.
"Embun."
Embun menoleh, ada Lionel yang sedang mendorong sepedanya segera menghampir Embun. "Eh kak Lionel." jawab Embun.
"Pagi mas." sapa Via pada Lionel dengan ramah.
"Pagi." balas Lionel dan mereka bertiga berjalan memasuki area sekolah dengan santai dan berpisah jalan karena Lionel akan memarkirkan sepedanya di parkiran.
"Embun, kamu suka sama mas Lionel ya?" tanya Via tiba-tiba karena Embun terus menatap kepergian Lionel.
"Eh apaan sih Vi." ucap Embun dengan semburat merah di wajahnya, sejelas itukah terlihat jika Embun memang selalu tertarik oleh Lionel dari dulu.
"Ayo Mbun, kalo suka tinggal bilang aja. Aku yakin mas Lionel juga suka sama kamu." ucap Via.
Embun hanya diam dan tersenyum, "Mana ada yang mau nerima cewek rusak kayak gue. Mungkin juga termaksud dia." batin Embun, dia meremas tali tasnya dengan kuat untuk menyalurkan rasa bencinya pada Langit yang sudah menghancurkan hidupnya.
Waktu berlalu, setelah semua murid menghabiskan waktu istirahat di kantin, Embun terburu-buru berjalan di koridor dengan membawa sebuah kertas di tangannya.
"Kenapa gue bisa lupa sih." umpat Embun karena dia asik bermain bersama Via di taman belakang sejak bel istirahat berbunyi.
"Embun mau kemana?" tanya Lionel saat berpapasan dengan Embun di koridor.
"Ke ruangan bu Septi, mau anter formulir club. Kakak?" jawab Embun lalu dia balik bertanya pada Lionel karena sedang memegang sebuah map biru di tangan.
"Sama. Ayok bareng." ajak Lionel, Embun mengangguk lalu mereka berjalan beriringan menuju ruang guru. Lionel mengernyit ketika melihat ada sesuatu yang bergerak di rambut Embun.
"Embun, ntar deh." ucap Lionel.
Embun sontak menghentikan langkahnya lalu menoleh, "Kenapa?" tanya Embun bingung.
Embun berubah gugup ketika Lionel semakin mendekat lalu mengulurkan tangan menyentuh rambutnya, "Ada semut." ucap Lionel, dia tersenyum sembari menunjukan semut rangrang yang berhasil dia ambil dari rambut Embun.
"Astaga, kok bisa sih." ucap Embun malu.
"Kamu habis dari taman belakang sama Via?" selidik Lionel dan Embun langsung mengangguk cepat dengan raut wajah lucu.
"Di sana banyak semut rangrangnya, nggak kapok ya Via padahal pernah di kerumuni semut." kekeh Lionel sembari mengingat masa lalu.
"Masa sih?"
KAMU SEDANG MEMBACA
DAMN'IT FIANCE || end
Teen Fiction"Lo milik gue selamanya!" Langit Sankala, si brengsek yang sifatnya arogan, berandalan dan playboy, sedang jatuh cinta pada primadona sekolah, Embun. Tetapi citra buruk yang melekat pada Langit membuat Embun selalu menjauh dan tak pernah ingin b...