-
-
-"Langit bilang tubuh Embun untuk membayar hutang papa. Jadi jika bisa di bayar dengan itu, apa bisa paman,__." ucap Embun terputus, dia semakin mengeratkan genggaman tangan Eric dan menatapnya ragu.
"Apa paman bisa menghitung sisa hutang itu setelah Embun membayar dengan tubuh Embun sama Langit. Embun akan menyicil sisanya. Tapi Embun mohon, batalkan pertunangan ini." ucap Embun menatap Eric penuh harap.
Eric menghela nafas, dia melepaskan genggaman tangan mereka lalu mengusap pucuk kepala Embun, "Paman mengerti, paman akan menganggap hutang ayahmu lunas dan membatalkan pertunangan ini." ucap Eric sembari mengumpati Langit dalam hati karena telah membuat Embun seperti jalang.
"Tapi paman, kata Langit hutang ayah sangat banyak. Bahkan tubuh Embun nggak akan bisa menutupi semua hutang itu." lirih Embun.
"Sial anak itu!" geram Eric dalam hati.
Eric mengusap wajahnya kasar, "Tidak Embun, lupakan semua yang dikatakan Langit. Jika kau ingin pergi melepaskan pertunangan ini, pergilah. Paman tidak akan menahan atau menuntutmu." ucap Eric.
"Paman serius?" tanya Embun menatap Eric tak percaya.
"Iya nak."
Embun bernafas lega lalu mengeluarkan sesuatu dari dalam tasnya, "Ini suratnya, Embun kembalikan." ucap Embun sembari menyerahkan surat perjanjian itu pada Eric.
"Paman akan membakarnya." ucap Eric, dia menerima surat itu lalu meletakkannya di atas meja.
"Terima kasih paman, tapi aku butuh bukti untuk semuanya. Jadi, apa bisa mentandatangani ini?" tanya Embun sembari mengeluarkan sebuah surat lagi.
Eric membacanya lalu tersenyum, "Kau sangat pintar dan teliti Embun." puji Eric lalu dengan cepat mentanda tangani semau berkas yang Embun ajukan.
"Paman bawa saja salinannya." ucap Embun dan Eric mengangguk paham
"Jadi apa rencanamu?" tanya Eric sembari menatap Embun.
"Pergi, Embun akan pergi." jawab Embun sembari menyesap lime jusnya.
"Langit?" tanya Eric.
"Tolong jangan beritahu dia, paman." mohon Embun.
"Kapan kamu pergi?" tanya Eric lagi.
"2 hari lagi." Embun mau ngurus pindah sekolah dulu. jelas Embun.
"Baiklah, paman akan membuat Langit sibuk hari itu sehingga dia tidak bisa menganggumu." kekeh Eric, dia juga berniat menghukum Langit dengan cara membiarkan Embun pergi.
"Terima kasih banyak paman."
"Sekali lagi maafkan Langit ya." ucap Eric.
"Embun akan coba." ucap Embun tanpa minat tetapi dia menutupinya dengan senyuman yang tampak tulus.
-
-
-Meninggalkan Langit, ya itu rencana Embun dengan menambahkan sebuah intrik yang melibatkan Eric diam-diam agar cowok itu merasa jijik dengannya dan tak akan mencarinya lagi.
Embun tersenyum melihat mobil Langit perlahan meninggalkan rumah, dia duduk santai di ruang keluarga sembari menelpon Eric.
"Paman." ucap Embun.
"Bagaimana? Langit sudah pergi? Paman sedang menuju ke sana." ucap Eric.
Eric saat ini sedang mengendarai mobil menuju rumah Embun. Eric sengaja menyuruh Langit pergi ke Bekasi agar dia dapat membantu Embun kabur dengan lancar tanpa tau jika kehadirannya akan membuat masalah besar.
KAMU SEDANG MEMBACA
DAMN'IT FIANCE || end
Teen Fiction"Lo milik gue selamanya!" Langit Sankala, si brengsek yang sifatnya arogan, berandalan dan playboy, sedang jatuh cinta pada primadona sekolah, Embun. Tetapi citra buruk yang melekat pada Langit membuat Embun selalu menjauh dan tak pernah ingin b...