10

32.7K 1.5K 22
                                    



Langit menunggu seorang perempuan yang tengah tidur meringkuk di dalam selimut. Bedanya kali ini dia sedang menunggu perempuan yang dia cintai terbangun, Embun Xylona.

Setelah mengantar Laura, Langit pulang ke apartemennya untuk membersihkan diri dan berganti baju kemudian pergi ke rumah Embun. Mengetuk pintu sangat lama tetapi tidak dibukakan juga, membuat Langit tanpa permisi masuk ke dalam dengan membobol secara paksa pintu rumah itu dan di sinilah Langit sekarang, kamar Embun dan menatapnya yang sedang tertidur lelap.

Embun mengerjapkan matanya menyesuaikan pencahayaan ketika jam weker yang dia taruh di atas nakas samping ranjangnya berbunyi tepat pukul 1 siang. Ketika matanya terbuka, Embun langsung di hadapkan dengan sosok Langit yang tersenyum menatapnya intens.

"Kya!!" teriak Embun yang kaget, dia langsung duduk di pojok ranjang dan mengeratkan selimut di tubuhnya.

"Berisik banget sih lo." ucap Langit, pandangannya tidak teralihkan sedikitpun dan semakin menatap Embun intens.

"Ngapain lo di sini?!" ketus Embun.

"Nyamper tunangan." jawab Langit enteng.

"Ya tapi nggak di kamar gue juga!" kesal Embun.

Langit menaikan satu alisnya, "Emang kenapa?" tanya Langit dengan tampang polos.

Embun berdecak lalu membuka selimutnya lalu berjalan mendekati Langit, "Gimana lo bisa masuk?" sinis Embun yang kini sudah berdiri di depan Langit.

Langit tersenyum lalu bersidekap dada menatap wajah Embun, "Lewat pintulah." jawab Langit.

"Lo bobol?" tanya Embun, dia juga bersidekap dada dan berdiri dengan angkuh.

"Nggak." bohong Langit, dia membuang pandangannya karena dibuat salah tingkah dengan tatapan Embun.

Embun mengusap wajahnya kasar lalu duduk di pingir ranjang depan Langit, "Sejak kapan lo di situ?" tanya Embun lagi.

"Jam 11." jawab Langit sontak membuat mata Embun membola setelah melihat jam. "Lo ngebo juga ya padahal udah gue cawel-cawel tetap nggak bangun." goda Langit sembari menampilkan senyum manisnya sedangkan Embun sudah bergedik ngeri. "Tapi lo tidur tetap cantik kok." lanjut Langit.

"Keluar lo!!" teriak Embun, dia kembali berdiri di depan Langit dan menujuk pintu kamar menyuruh Langit pergi.

Langit menggeleng, "Nggak mau."

"Ngapain lo di sini, gue mau mandi."
sungut Embun.

"Mandinya 'kan bukan di sini tapi di kamar mandi. Lagian kamar mandi lo di belakang sana." ucap Langit.

Embun semakin kesal mendengar jawaban Langit, "Ck, keluar lo!!" Embun menarik tangan Langit dengan paksa lalu mendorongnya keluar.

brak

Pintu kamar itu Embun tutup dengan kuat. Setelah Langit keluar, dia bergegas menuju cermin menatap dirinya di sana. "Astaga, dia nggak ngapa-ngain gue kan?" gumam Embun mengecek tubuhnya lalu dia bernafas lega karena tidak melihat tanda apapun.

Di sisi lain Langit bersandar di pintu menatap tangannya yang dipegang Embun lalu mengecupnya, "Sweet girl." gumam Langit kemudian berjalan menuju ruang tamu dan duduk dengan santai.

Embun mengambil handuk dan bajunya di lemari lalu berjalan keluar, niatnya ingin mandi tertunda karena penasaran dengan keberadaan Langit yang masih ada di dalam rumahnya. Embun berbelok menuju ruang tamu, dia melihat Langit sedang duduk sembari bermain ponsel.

Merasakan kehadiran Embun, Langit mengalihkan perhatiannya pada Embun yang berdiri di samping sofa dengan tatapan nyalangnya. "Awas lo kalau macam-macem!" sinis Embun.

DAMN'IT FIANCE || endTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang