•
•
•HENING, itulah yang bisa di gambarkan suasana dalam mobil saat ini karena Eric belum juga mengatakan maksudnya setelah menanyakan kemana tujuan Embun pulang. Raut wajah Eric telihat ragu dan Embun juga gelisah dengan perasaan was-was memikirkan apa yabg akan Eric katakan.
Embun memperhatikan jalan, hanya sebentar saja kini dia sudah sampai di depan rumah sederhana namun sangat asri. Tanpa menanyakan itu rumah siapa sang supir alias Ferdy yang merangkap sebagai asisten pribadi Eric dapat mengetahuinya karena sebelum pindah Embun sudah memberitahukan alamat lengkapnya pada Eric.
"Ada apa ya om?" Akhirnya Embun membuka suara karena sudah lewat beberapa menit mobil itu berhenti, Eric tak kunjung bersuara.
Eric menarik nafas dalam-dalam lalu menatap Embun, "Begini, om mau menawarkan sesuatu sama kamu." ucap Eric.
"Embun mengernyit, Tawaran apa?" Firasatnya buruk, sekarang.
"Om akan anggap sisa hutang ayahmu lunas asal,__." ucapan Eric terputus karena dia masih ragun dengan rencananya.
"Asal apa?"
"Asal kamu mau tunangan sama putra saya." ucap Eric dengan sekali nafas, bagaimanapun juga dia tidak bisa menolak keinginan Langit jika hal itu bisa membuat putranya berubah.
Mata Embun membola karena sangat kaget mendengar ucapan Eric, "Hah? Tunangan?" beo Embun.
Eric kembeli menatap lurus ke depan dan tatapannya berubah sendu, "Begini Embun, saya mempunyai putra semata wayang, dia anak yang nakal. Saya sudah kewalahan menasehati dia." jelas Eric, dia tidak tau sejak kapan Langit mulai berubah dan menyesal karena terlalu sibuk dengan pekerjaannya sampai mengabaikan Langit.
"Lalu?" bingung Embun.
"Saya minta tolong, jadi tunangan putra saya lalu membantu merubahnya." ucap Eric.
kening Embun mengernyit, "Kenapa Embun? Embun aja nggak kena sama putra om."
"Kamu kenal Embun tapi saya nggak bilang nanti kamu pasti langsung nolak." batin Eric, dia kembali memutar otaknya untuk membujuk Embun, "Kamu bisa kenalan dulu, mungkin saja cinta dan perhatian bisa merubah sifatnya. jelas Eric.
Embun menggeleng pelan, "Maaf om, Embun nggak bisa." tolaknya dengan halus.
"Kenapa?"
Embun menghela nafas lalu menatap Eric, "Pertama, saya nggak kenal dengan putra om. Kedua, saya nggak cinta sama putra om." jelas Embun.
"Benar juga, ah alasanku sangat bodoh." rutuk Eric pada dirinya sendiri. "Embun, saya mohon. Satu tahun saja. Jika selama setahun putra saya tidak juga berubah, saya akan membatalkan pertunangan itu dan melepaskan hutang-hutang ayah kamu." ucap Eric.
Tawaran yang menarik dan menantang untuk Embun juga menguntungkan tetapi banyak resiko dalam hubungan yang hanya berlandas perjanjian, "Kalau saya berhasil merubah putra om?" tanya Embun.
Eric tersenyum, "Apapun yang kamu mau." ucapnya bersemangat karena merasa Embun akan langsung menyetujui permintaannya tetapi hal itu pupus karena Embun menggeleng kuat.
"Mustahil om, kita nggak boleh bermain hati. Pasti bakal ribet ujung-ujungnya. Kalau putra om berubah dan jatuh cinta sama Embun tapi Embun nggak cinta, gimana? Lalu kalau misalnya Embun yang jatuh cinta tapi putra om nggak berubah gimana?" ucap Embun membuat Eric terperengah.
KAMU SEDANG MEMBACA
DAMN'IT FIANCE || end
Teen Fiction"Lo milik gue selamanya!" Langit Sankala, si brengsek yang sifatnya arogan, berandalan dan playboy, sedang jatuh cinta pada primadona sekolah, Embun. Tetapi citra buruk yang melekat pada Langit membuat Embun selalu menjauh dan tak pernah ingin b...