Warning! Script adegan ini memuat kekerasan. Mungkin tidak cocok untuk sebagian orang!
-
-
-"30 detik, ayo kita hitung mundur." ucap Langit, dia tersenyum penuh arti menatap Embun di bawah kukungannya.
"Brengsek lo! Lepasin gue!" Pergelangan tangannya kini sudah memerah karena Embun terus memberontak.
"Yakin?" tanya Langit, dia mengusap pipi Embun yang sudah memerah karena efek obat perangsang itu sudah bereaksi.
"Lepas Lang, jangan sentuh gue." tolak Embun, dia menggeleng, berusahan menyingkirkan tangan Langit dari wajahnya. "Gue nggak mau Lang." air mata Embun juga sudah mengalir deras tanpa henti.
"Kenapa lo selalu nolak gue, hmm?" tanya Langit dengan suara beratnya, "Apa gue kurang ganteng? kekeh Langit mentertawakan ucapannya sendiri.
"Lo brengsek!!"sarkas Embun
Jari-jari Langit terus bergerak, kini dia mengusap telinga Embun dan menatapnya sendu, "Gue cinta sama lo, sangat. Lo nggak tau 'kan? Gue rela berubah buat lo, tapi lo nggak pernah lihat ketulusan gue. Lo, selalu mandang gue dengan hina." Ucapan Langit terdengar sangat terluka.
"Cinta nggak bisa di paksa Langit, lo bisa cari cewek lain yang benar-benar cinta sama lo." ucap Embun
"GUE NGGAK MAU!! Gue maunya sama lo, Embun!" marah Langit, tangannya kembali mencengkram rahang Embun.
"Lang, jangan gini." ringis Embun
Langit tersenyum, "Lo cantik, sayang." ucap Langit, lalu dengan sengaja meniupkan nafasnya di telinga Embun,
Fuftttthhh
Embun menggeleng untuk menghiraukan rasa merinding dari tiupan nafas Langit, "Lepasin!" berontak Embun
"Gue nggak akan pernah lepasin lo sampai kapan pun." lirih Langit tepat di telinga Embun.
"Apa salah gue, Lang? Apa! Kalo gue salah, bilang sama gue. Gue janji nggak bakal nyinggung lo lagi." tangis Embun
"Salah lo? Mau tau?" tanya Langit, dia menyentuh sudut bibir Embun yang terluka karena ulahnya dengan jempol, menyentuh perlahan lalu berpindah dan mendorong masuk perlahan ke dalam mulut Embun.
"Lo lupain gue, lo mainin hati gue, lo selingkuhin gue." ucap Langit dengan ekspresi datar sembari menerawang semua yang Embun berikan padanya.
"Gue nggak selingkuh Langit dan kita nggak ada hubungan yang sesepsial itu." sarkas Embun.
"GUE TUNANGAN LO!!" bentak Langit sembari menekan dagu Embun membuat bibir ranumnya terbuka.
"Jadi, terserah gue dong mau lakuin apa aja sama lo." ucap Langit sembari tersenyum penuh arti.
"Ini nggak benar Lang, surat perjanjian itu,___."
"PERSETAN DENGAN SURAT PERJANJIAN, GUE CUMA MAU LO!!" teriak Langit.
"GUE NGGAK MAU." Embun ikut berteriak pada Langit.
Langit menggeram kesal, memakai cara lembut dia tidak bisa mendapatkan hati Embun dan dengan cara kasar, Embun semakin menolak. Langit penasaran apa yang sebanarnya membuat Embun menutup rapat hatinya itu.
Kini Langit harus memakai cara yang terakhir, kartu yang dia punya agar Embun tak bisa pergi darinya. Langit menarik rahang Embun, "Dengar ya, lo nggak berpikir ini hanya pertunangan biasa supaya hutang bokap lo lunas 'kan?" tanya Langit dengan nada mengejek.
Embun terperengah karena ucapan Langit, merasa ditipu dan dipermainkan. "Jadi lo sengaja? Kenapa Lang? Kenapa?" marah Embun
"Embun Xylona, anggap aja ini buat bayar hutang bokap lo." ucap Langit, telunjuknya mengusap lengan Embun, membuat pola abstrak.
"Lepas! Jangan Lang. Gue janji bakal bayar uang itu, tapi jangan gini." ucap Embun, menahan rasa geli, bulu kuduknya berdiri karena sentuhan itu.
"Gue nggak mau uang, Embun. Gue mau lo." ucap Langit, dia mencium pipi Embun, mengecup telinga lalu menjilatinya.
"Lang. Please jangan." Embun menangis, karena obat perangsang itu, sentuhan Langit benar-benar membuatnya gila.
"Lo cantik. Nurut ya, enak kok." ucap Langit tepat di depan wajah Embun, menatap wajah perempuan yang sangat dia cintai.
Embun menggeleng, air matanya tak kunjung berhenti, "Jangan Lang, kalau lo ngelakuin itu, hubungan pertunangan ini berakhir." ancam Embun.
Langit hanya tersenyum, "Nggak segampang itu Embun, tubuh lo nggak sebanding sama hutang bokap lo." ucap Langit dengan sengaja membuat Embun semakin menangis pilu.
Langit mengusap wajahnya kasar, melihat dan mendengar Embun menagis membuat hatinya gusar, tetapi niatnya untuk memiliki Embun saat ini juga tidak berkurang sedikit pun.
"Berhenti nangis lo!" bentak Langit.
"Lepas!! Lo jahat, Jahat!! Gue nggak akan pernah maafin lo!! Sampe gue mati sekali pun!!" marah Embun.
plak
Langit kembali menampar Embun, rasa amarahnya semakin memuncak. Langit menaruh tangannya di leher Embun dan mencekiknya.
"Gue nggak peduli, lo hanya milik gue Embun!! Lo benci pun sama gue, lo tetap nggak bisa pergi. Mati pun lo ngga bisa!!" ucap Langit, dia melepaskan cengkramannya lalu mencium bibir Embun dengan kasar dan sangat lama seolah tak memberikan jeda sedikit pun untuk Embun bernafas.
"Lepas, brengsek!" umpat Embun setelah ciuman itu Langit lepas, dia langsung meraup udara banyak-banyak.
Langit tersenyum miring, "Kebal juga lo sma obat perangsang, lo udah sering make ya?" cibir Langit,
"Atau?"
"Sialan lo! Jangan-jangan lo udah nggak perawan? Benar?" ucap Langit membuat wajah Embun pias.
-
-
-Spoiler bisa cek ke IG n Twitter @pesona_chan
KAMU SEDANG MEMBACA
DAMN'IT FIANCE || end
Teen Fiction"Lo milik gue selamanya!" Langit Sankala, si brengsek yang sifatnya arogan, berandalan dan playboy, sedang jatuh cinta pada primadona sekolah, Embun. Tetapi citra buruk yang melekat pada Langit membuat Embun selalu menjauh dan tak pernah ingin b...