-
-
-"Lang, si Embun noh." celetuk Dellon,
Sebenarnya Dellon sudah memperhatikan Langit dari jauh ketika kebingungan pada anak kecil yang dia temui. Sengaja tidak ingin membantu, Dellon malah menonton drama percintaan yang begitu membagongkan.
Langit mendengus lalu beranjak pergi meninggalkan Dellon, memilih duduk di bawah pohon sembari memperhatikan Embun dari jauh. Tubuh mungil mantan tunangannya itu sekarang lebih montok dan matang, begitu dewasa dan juga menggairahkan.
"Anaknya?" tanya Dellon yang ikut duduk di samping Langit.
Langit mengangguk, "Iya katanya."
"Gila, kapan buatnya? Siapa bapaknya? Felix?" tanya Dellon berturut-turut yang Langit pun tak tau jawabannya dan memilih diam.
"Anaknya baru umur satu tahunan lebih, coba deh lo itung pas pisahan sama Embun berapa lama. Kali aja itu anak lo." ceteletuk Dellon membuat Langit mengalihkan pandangannya menatap Dellon dengan intens.
"2 tahun, anaknya baru setahun lebih bego." ucap Langit.
plak
Dellon sontak saja memukul kepala langit dengan kuat membuatnya meringis, "Anjing! Apaan sih lo!" marah Langit.
"Bego, lo pikir hamil langsung lahiran? Nunggu atuh 9 bulan lebih. Gimana sih lo!" sungut Dellon membuat Langit berpikir keras.
"Masa sih?" tanya Langit.
"Bodo ah, gue mau cari bule lagi aja." ucap Dellon lalu dia beranjak pergi, sedangkan Langit masih setia memperhatikan Embun dengan perasaan campur aduk.
"Rey kalo main bola jangan jauh-jauh ya sayang, nanti mimi nyariin loh." ucap Felix pada Andreas yang sedang duduk main istana pasir yang di buatkan Embun.
Andreas melirik Embun lalu berdiri, "Mimi, eas uh." celoteh Andreas tak jelas karena anak laki-laki itu baru bisa mengucapkan beberapa kata tetapi mengerti ucapan dari Felix dan Embun.
"Jatuh sayang? Mana yang sakit, coba bilang sama mimi." ucap Embun.
"Ni." adu Andreas dengan raut wajah lucu sembari menunjukan tangan dan kakinya yang tidak terluka.
"Oh ini. Sini mimi tiup." ucap Embun lalu meniup pelan lengan dan lali Andreas, Felix yang melihat itu mengulurkan tangannya pada Embun lalu mengusap rambutnya dan menatap sayang.
"Pi, muah." ucap Andreas, tiba-tiba dia maraih tangan Felix lalu mengecupnya. Felix tersenyum, dia meraih tangan Andreas dan juga mengecupnya membuat Andreas tertawa senang.
"Mi, muah ngan pi." celoteh Andreas.
Embun menatap Felix, dia tersenyum, meraih tangannya lalu mengecup dengan sangat lama.
"Mmmmmmuuuuaaaah." ucap Embun. Lagi, Andreas tertawa seolah itu hal yang lucu dan menyenangkan.
"Ni num." ucap Andreas menunjuk pipi Felix.
"Papi aja, Rey nggak mau mimi cium?" tanya Embun.
Andreas menggeleng, Pi ja."
"Oke." ucap Embun lalu mencium kedua pipi Felix bergantian, "Sekarang papi cium mimi dong." ucap Embun menunjuk pipinya.
Felix tertawa kecil melihat wajah imut dan menggemaskan Embun, dia menangkup pipi Embun lalu mencium keduanya sangat lama bahkan menghisapnya membuat Embun kegelian.
cup
Terakhir Felix mencium bibir Embun singkat dan setelah itu mereka mencium kedua pipi Andreas lalu memeluknya. Mereka di mata Langit yang sedari tadi melihat itu seprti keluarga kecil yang bahagia.
KAMU SEDANG MEMBACA
DAMN'IT FIANCE || end
Teen Fiction"Lo milik gue selamanya!" Langit Sankala, si brengsek yang sifatnya arogan, berandalan dan playboy, sedang jatuh cinta pada primadona sekolah, Embun. Tetapi citra buruk yang melekat pada Langit membuat Embun selalu menjauh dan tak pernah ingin b...