35

17.9K 986 84
                                    

-
-
-

Sebulan sudah Langit mencari Embun tetapi tidak menemukan jejaknya sama sekali. Langit sekarang seperti orang gila dengan temperamen yang sangat tinggi, jarang sekolah, suka mabuk-mabukan di club dan mengurung diri jika di rumah.

Sejak hari itu bahkan dia tidak mau menemui Eric lagi dan mengabaikan semua panggilan telpon ayahnya membuat Eric sangat pusing tetapi dia sama sekali tidak berniat membantu Langit menemukan Embun.

Langit sudah tau jika semua yang terjadi hanya tipuan, dia semakin dendam dengan Embun karena telah menipu dan mempermainkan perasaan tulusnya meskipun dia tau jika dirinya brengsek dan tak pantas untuk Embun.

Langit sudah berusaha untuk berubah, jadi apa yang salah? Kenapa Embun tak pernah menerima dan melihat ketulusan dirinya. Langit tak mengerti dan hal itu sangat membuatnya penasaran.

"Ck, bangsat nyusain nih anak." gerutu Dellon yang sudah sebulan ini selalu bersiaga 24/7 menjaga Langit jika sedang berulah. Seperti saat ini tepat pukul dua pagi, seorang bertander menelponnya untuk menjemput Langit.

"Lang, mabuk mulu. Mati sebelum ketemu Embun, nyahok lo." umpat Dellon sembari membopong tubuh Langit memasuki mobil.

"Bacot, kalau nggak ikhlas ya nggak usah!" ketus Langit.

"Gue setia kawan bro, mau kayak gimana juga lo sahabat gue."

Langit tersenyum manis membuat Dellon bergedik ngeri. "Ngapa lo senyum-senyum?" tanya Dellon.

"Lo baik banget, sini cium dulu sesama sad boy kita." ejek Langit sembari memajukan bibirnya.

"Anjing! Nggak waras nih anak." ucap Dellon, dia menonyor kepala Langit dengan kuat hingga cowok itu bersandar di mobil lalu tertidur dengan tenang.

Dellon menghela nafas, mengusap wajahnya kasar sembari memperhatikan jalan dan fokus menyetir. Dirinya dan Langit tak jauh berbeda.

Dellon pikir dia akan selalu setia dengan Fani, nyatanya dia tega berkhianat. Dellon ketahuan selingkuh dengan cewek yang dia kenal dari chat random sehingga Fani meninggalkannya.

Meski dia masih sangat mencintai  Fani dan tak ingin berpisah, Dellon harus merelakannya karena seperti janji yang selalu mereka ucapkan.

"berkhianatin sekali, hubungan kita nggak akan pernah lagi bisa kembali."

Benar saja, sekarang semua sudah berakhir dan Dellon menyesali semua itu.

-
-
-

"Sial sakit banget kepala gue." erang Langit ketika membuka matanya di pagi hari, saat ini dia sedang duduk di lantai beralaskan karpet bulu di ruang keluarga.

"Makanya jangan mabok." timpal Dellon yang sedang tiduran di sofa sambil bermain ponsel. Dia tidak bisa tidur lagi karena Langit terus saja merancau tidak jelas memanggil nama Embun dan menangis membuat Dellon merasa prihatin.

Langit mendengus, menuangkan air ke dalam gelas lalu meminumnya dengan sekali teguk. Dellon dengan mata pandanya, dia beranjak duduk, menaruh ponselnya di meja dengan asal.

"Lupain deh Lang dari pada lo tersiksa." ucap Dellon.

"Nggak akan pernah." sungut Langit.

"Cewek nggak cuma dia Lang, astaga. Lo udah ditipu, ditolak, dihina. Apa lagi? Masih mau bertahan?" kesal Dellon.

"Dia nggak bakal gitu kalau dia tau siapa gue sebenarnya." lirih Langit sembari memegangi kepalanya yang seperti ingin pecah.

"Kenapa lo nggak bilang, selesaikan urusannya." ucap Dellon, dia tak mengerti kenapa Langit merahasiakan itu dari Embun dan malah bersikap brengsek hanya untuk mencari perhatian Embun.

DAMN'IT FIANCE || endTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang