04

311 50 3
                                    

Soraru membuka mata. Meraba sisi wajah yang di rasa basah.

aku menangis?

Ia bangkit dari tidurnya, dan kembali di kejutkan oleh tetes air mata yang ternyata masih mengalir dari pelupuk matanya. Ia menyeka wajah dengan bingung untuk kemudian mengingat alasan mengapa dirinya menangis saat ini.

 ‘ ah... mimpi tadi...

Mimpi yang membuatnya kembali teringat dengan tragedi 4 tahun lalu. Sebuah kecelakaan tenggelamnya kapal pesiar dengan jumlah penumpang 500 orang dengan 302 penumpang selamat, 145 luka-luka, dan 53 orang menghilang.

Dan di antara 53 orang itu, Mafumafu adalah salah satunya.

Soraru yang terbangun di dini hari memeluk lutut, kembali terisak begitu teringat kembali kesedihan mendalam yang ia pikir sudah sedikit terobati. Tapi nyatanya ia masih tidak bisa melupakan depresi yang sempat ia alami saat mendengar berita menyesakkan itu.

Ia sungguh sangat terpukul, dan hancur seketika.

3 bulan.

Hanya butuh 3 bulan bagi Soraru untuk jatuh cinta padanya.

Hanya butuh 3 bulan untuknya mengetahui bahwa Mafu adalah Alpha yang di takdirkan untuknya.

Selayaknya pasangan, mereka berjalan beriringan bersama. Tertawa, menghadapi suka duka, berjuang bersama hingga jenjang pernikahan. Bahkan sampai hari dimana Sora dan Manun terlahir dan berusia genap 1 tahun, keduanya masih bersama dan bahagia di surga kecil mereka.

Tapi sekarang, mereka di paksa terpisah dengan Mafumafu yang tidak di ketahui hidup matinya.

Kenapa takdir begitu mempermainkan keduanya?

Dimana kamu sekarang?

 

hiks...”. Soraru memeluk erat selimut. Mungkin malam ini ia takkan bisa tidur nyenyak.

....tojitara...

 

 

“Huh?”

Soraru menegakkan kepalanya perlahan. Mencoba memastikan bahwa dirinya tidak salah dengar. Ia menajamkan telinga untuk kemudian mendengar sayup-sayup nyanyian.

“...me wo tojitara...

Kimi no nakigao wo minogashite shimau

Kitto me wo tojitara me wo tojitara

Baby Breath || MafuSora  [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang