30

247 35 1
                                    

Baru selangkah turun dari mobil, Mafumafu dan Sora langsung mendapat peluk dan tangis dari Soraru dan Manun. Meski agak kewalahan, tapi lucu rasanya melihat betapa kompak ibu-anak yang menangis kencang ini sambil memeluknya erat.

“Mafu...hiks! Mafu...”.

“BWEEEEEEHHH!! PHAPHAAAA!!”.

Sora di sebelah kiri dan tenggelam di pundak Sorari menutup telinganya frustasi. “ungh... berisik Manun, ih.”

“HUWEEEEEEEEE!!”.

“....dahlah.”

Mafumafu sendiri yang menerima langsung tangis Manun dari telinga kanannya juga hanya pasrah saja. “udah, jangan nangis ya? Kan papa udah pulang.”. ucapnya seraya mendaratkan kecupan di kening Manun.

Soraru mengusak wajahnya di bahu Mafu dan akhirnya mengangkat kepalanya. “Sora, maafin mama ya, gak bisa jagain kamu di cafe...”

“uuh... itu...”.

Soraru mengusak kepala Sora. “kamu hebat ya, gak takut ya.”

“mama... itu...”. Sora otomatis menoleh kearah Mafu, meminta bantuan. “papa...”

“Apa? Kamu kan udah janji tadi bakal bilang sama mama.”

Soraru menatap keduanya bingung. “apa? Ada apa?”

“papa...!”. Sora memelas. Tapi Mafumafu hanya tersenyum dan berkata. “Sora kan berani, ya kan? Maaf aja, papa gak bisa bantu kalo ini.”

“Kenapa ini?”. Tanya Soraru makin penasaran.

“ayo kita tukar, Soraru-san~”

“papaa, ih! Bantuin Sora dooong!!”.

“Emangnya Sora-nii kenapa pah?”. Tanya Manun yang masih agak terisak. “pengakuan dosa. “. Jawab Mafu.

Sora yang kini berada di dalam gendongan Soraru, melengos dan seberusaha mungkin menghindar dari tatapan Soraru yang memicing padanya. Sora melirik-lirik beberapa kali sebelum akhirnya kembali buka suara. “itu... Sora itu...”.

“Sora apa?”

“uh...”

“kamu mau bilang kamu sengaja diculik biar bisa ketemu papa?”

“Eh, bukan!”

“Atau kamu sengaja ikut naik mobi biar bisa ketemu papa?”

“wah, hampir!”

“Sora.”

Baby Breath || MafuSora  [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang