“Soraru-san, aku dapet pesan dari Lon katanya kamu udah gak periksa rutin lagi ya?”. Tanya Urata.Oh, periksa rutin.
Kapan terakhir kali Soraru mendengar dua kata ini?
Soraru masih menatap laptop, mengetik beberapa hal disana. “gak butuh.”
Urata menatap rekannya khawatir. “...Soraru, aku harap kamu gak memaksakan diri. inget, kamu gak sendiri.”
“aku tau.”. Soraru melepas kacamatanya dan sedikit menoleh pada Urata. “gak akan ada fungsinya juga aku rutin periksa. Toh sejak hari itu aku memang gak pernah mendapat siklus itu datang lagi padaku.”
Sejak 4 tahun lalu, entah karna itu bawaan traumatis atau karna faktor lain, Soraru kehilangan beberapa hal yang biasanya akan selalu di alami seorang Omega. Dan salah satunya adalah heat. Soraru tidak lagi sekalipun mengalami fase seperti itu atau hal-hal yng dapat memicu gairahnya naik seperti omega pada umumnya. Sehingga Soraru bisa di katakan hampir sama dengan seorang beta. Tapi jelas dirinya masih seorang omega karna aromanya tidak berubah.
Mungkin, bisa jadi memang karen tekanan psikologis.
Lagipula, Soraru tidak ambil pusing. Ia justru bersyukur karena dengan begitu dirinya masih terjaga. Tidak lagi merasa risau oleh kedatangan heat yang mendadak, atau mengalami tekanan batin lebih kuat lagi karena hampir kehilangan aroma pheromone sang alpha bersamanya. Ini seperti chokernya sudah lebih dari cukup untuk mencegah para alpha mendekatinya. Tapi jika selama 4 tahun itu sang alpha tidak lagi pernah menandainya, seharusnya aroma itu bahkan sudah hilang tanpa bekas.
Yang artinya, tidak ada lagi aroma yang bisa menandai Soraru.
Soraru tidak memiliki penjagaan lagi.
Soraru mengerti kekhawatiran Urata yang notabene seorang alpha. Walau tidak dominan, tapi ia masih bisa menangkap semilir aroma madu berpadu susu manis Soraru. Walaupun memang ada aromanya, tapi tidak ada satupun rasa disana.
Ini hanya sebuah bau dari makanan yang telah kehilangan rasanya.
Mungkin karena inilah Soraru juga tidak menarik minat alpha manapun.
“bagaimana dengan Sora dan Manun? Gak mau periksakan mereka?”
Soraru sedikit mengernyit. “harus ya? Bukannya udah jelas kalo mereka berdua juga Alpha-Omega?”
Urata mengerjap. Menatap heran. “kamu lupa kalo gak cuma cowo yang bisa jadi alpha? Cewe juga bisa tergantung gen yang paling kuat.”
Soraru terdiam mendengar ini. Sejujurnya, ia sama sekali belum pernah memeriksa status gen Sora dan Manun sejak di umur seharusnya mereka periksa. Bukannya tidak mau, tapi Soraru yakin kalau keduanya terbagi secara normal dengan Sora mendapat Alpha dan Manun adalah Omega. Tapi memang sejauh ini, dua anak itu sama sekali tidak memperlihatkan tanda apapun bahwa mereka memiliki hal tersebut.
Seperti fase mereka belum muncul.
Lagipula tidak ada pemicu juga untuk membangkitkannya.
Tapi karena Urata sudah mengangkat topik ini, mau tidak mau Soraru juga penasaran.
Tapi, apa sungguh pemeriksaan itu perlu?
“mungkin... minggu ini aku bisa.”. ujar Soraru.
Urata terdiam. Ia kembali pada laptop di mejanya dan berusaha menahan senyum.
Taktiknya untuk membuat Soraru datang ke rumah sakit dengan alasan memeriksa Sora dan Manun memang cara terampuh.
Jemarinya mengetik beberapa kata di bawah meja, kemudian mengirim pesan itu dengan perasaan puas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby Breath || MafuSora [ END ]
Fanfiction° Utaite Fanfiction ° 3 bulan. Hanya butuh 3 bulan bagi Soraru untuk jatuh cinta padanya. Hanya butuh 3 bulan untuknya mengetahui bahwa Mafu adalah Alpha yang di takdirkan untuknya. namun, ia harus menghadapi 4 tahun tanpa kehadirannya. 4 tahun buka...