18

247 43 0
                                    

Begitu memasuki koridor kamar, Lon segera menatap pintu yang tertutup rapat dan mengetuk pintu pelan. “Soraru?”

Cklek!

 

Pintu terbuka perlahan. Bersamaan dengan itu aroma manis dari sweet pea bercampur madu menyeruak memenuhi seluruh ruangan. Lon sigap memakai masker dan masuk kamar. Matanya segera menemukan Soraru yang terduduk melipat kaki rapat dan terkulai hampir tak memiliki tenaga tersisa.

Lon berlutut. “hei! Kenapa bisa tiba-tiba begini!?”

Soraru menggeleng lemah. Ia juga tak mengerti. Berjuang mempertahankan akal sehat ia meraih kaki Lon. “koper... koper putih...”

Lon segera menemukan koper yang di maksud di pojok kamar. Wanita surai emas itu membopong Soraru ke kasur dan mengambil koper cepat. Lon membuka koper cepat dan menumpahkan semua isinya termasuk baju dan empat botol parfum. Sebelum ia mengambil 4 botol kaca itu dan meletakkannya ke tempat lain, Soraru kembali berseru.

“Parfumnya! Jangan...”

“Eh?”

Lon menatap beberapa kali Soraru dan parfum bergantian hingga akhirnya paham. Tanpa banyak bicara, Lon menyemprot seluruh baju dari koper dan menghabiskan satu botol sekaligus. Dan benar saja, Soraru langsung merespon dan memeluk erat baju Mafu di dekatnya. Lon kembali menimbun Soraru dengan pakaian lain dan menyemprot seisi ruangan satu botol lagi.

“Aku letakkan obatnya di meja ya!”. Seru Lon.

Lon segera keluar kamar dan menutup pintu rapat. Ia mundur beberapa langkah dan mulai mendengar suara lenguhan dan desahan lembut dari dalam kamar.

padahal sudah 4 tahun lamanya dia tidak heat tapi tiba-tiba meledak begini? Apa yang terjadi? ‘. Lon mengerutkan dahinya. Sejak hari dimana suami temannya itu hilang, Soraru hampir bisa dianggap sebagai beta karena tidak hanya siklusnya yang berhenti tapi aromanya juga sangat tipis dan nyaris tak tercium. ‘ apa pengaruh psikisnya lagi? ‘.

Disaat yang sama, Soraru di dalam sana kelimpungan dan susah payah menahan diri. Meraih obat dalam botol di atas meja, tak tanggung-tanggung ia minum 3 butir. Napasnya naik turun. Seluruh tubuhnya gemetar dan panas. Soraru mengerjap lemah beberapa kali dan menatap sayu pakaian dalam genggaman.

Setitik air mata jatuh. Ia bahkan sudah tak bisa mendeskripsikan kekacauan macam apa yang telah terjadi di bagian bawahnya.

Menyakitkan.

Ia belum pernah sekalipun heat seorang diri seperti ini. Di masa lalu, setiap kali ia memasuki masa siklusnya Mafu akan berada di sisinya. Pelukan yang hangat dan cumbuan akan menghujaninya tanpa henti tak peduli berapa jam akan berlalu. Tapi sekarang yang menemaninya hanya tumpukan pakaian dan aroma sama tanpa ada si pemilik aroma.

Menyakitkan, sepi, menyedihkan.

“...Mafu...”. isak Soraru. Tangisnya semakin kuat. “...hiks...Mafu...!”

Baby Breath || MafuSora  [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang