28

236 39 6
                                    

Sampai di cafe, Soraru langsung di kerubungi oleh Eve, Sou, Amatsuki, dan Kashitarou. Lon juga ternyata masih di dalam cafenya dengan perban di kepala. Sedangkan Tomohisa, ia langsung menelpon Sakata dan duduk di meja lain dengan Eve dan Amatsuki.

Sedangkan Soraru, ia bersama Kashitarou, Sou, dan Lon duduk di tempat lain sambil mencoba tetap bersikap santai agar dua anak kecil yang sejak tadi melihat dan merasakan suasana tak mengenakkan itu kembali terhibur dan tak lagi ketakutan. Apalagi Manun yang sejak tadi sudah ketakutan dan kebingungan sangat terlihat gelisahnya, anak itu lebih butuh pengalih perhatian. Meski para orang dewasa itu mengkhawatirkan Manun, tapi mereka jauh lebih khawatir pada Sora yang tidak menunjukkan ekspresi apapun dan seakan membantu mereka menghibur Manun.

Haruskah mereka lega? Atau risau karena takutnya anak ini menyembunyikan isi hatinya?

“Sora-nii.”

“hm?”

Memotong kue di piring, Manun menatap kakaknya sedih. “Sora-nii gak takut?”

Sora mengerjap beberapa kali. “takut apa?”

Empat orang dewasa itu kembali gelisah karena ternyata Manun masih belum teralihkan dan sekarang malah bertanya pada kakaknya.

“...Manun takut...”. rintih Manun. “tapi kalo Manun liat Sora-nii, Manun lebih takut.”

“Kenapa gitu?”

“Karena Sora-nii gak takut.”

“Kata siapa? Aku takut kok.”

Manik ruby Manun melebar. “yang bener?”

“iya, aku takut Manun takut sama aku.”. Sora meletakkan garpunya. “emang kenapa Manun takut sama Sora?”

“Abisnya Sora-nii diem aja, gak nangis kayak Manun.”

Sora menarik kursi Manun dengan kakinya hingga kursi keduanya berdekatan dan Sora bisa memeluk Manun. “jangan nangis, Manun cengeng.”

“tapi kan Manun takut...”

“Yaudah, nangis aja.”

“uuh... huweeeeeee—!!

Tangis Manun yang tiba-tiba meledak membuat semua orang kaget. Sora mengusap surai putih Manun lembut dan menepuk punggungnya beberapa kali sebelum akhirnya ikut membenamkan wajah di pundak Manun dan terisak. Soraru tentu langsung memeluk kedua anaknya dengan air mata yang sama derasnya.

Ternyata sejak tadi kedua anaknya menahan tangis? Kenapa? Padahal sejak tadi inilah yang Soraru tunggu karena takut seluruh kejadian ini akan menjadi trauma untuk keduanya.

Lon yang juga ikut menangis menyeka sudut matanya. Sedangkan Kashitarou sudah memutar tubuh dan mendongakkan kepala. Masih sulit percaya bahwa keluarga temannya mengalami masalah berat seperti ini. Di kejauhan pun, Tomohisa menatap sendu istri dan anak sepupunya dan mengepalkan tangan. “si brengsek Shoose itu... aku pastikan dia tertangkap hari ini.”

Baby Breath || MafuSora  [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang