08

299 57 8
                                    

Sora bangun pertama pagi ini

Ia menatap Manun yang tidur pulas. Rambut putih panjangnya tersebar bak terkena angin puting beliung.

Ia menggaruk kepalanya, wajahnya masih lumayan tertekuk. Tapi akhirnya Sora turun dari ranjang dan bermaksud untuk mengambil minum. Tepat Sora keluar kamar, ia yang berjalan melewati ruang tamu menangkap sepucuk kepala bersurai sama sepertinya tertidur di sofa.

Sora mengernyit. Lagi?

 

Kenapa akhir-akhir ini mamanya sangat suka tidur di ruang tamu?

Matanya segera tertuju pada sosok sang ayah di foto. Sora menghela napas dan menghampiri Soraru.

“Mama, bang—“. Sora yang hendak menepuk bahu ibunya ini terkesiap oleh semilir wangi bunga bakung yang entah mengapa terasa menenangkan dan sangat nyaman.

Matanya bergerak menatap Soraru yang tertidur dengan memeluk jaket putih yang belum pernah ia lihat dan beberapa baju berserakan beraroma sama di sekitar Soraru. Tepat di bawah kakinya, sebuah koper putih terbuka lebar dan ia berjongkok untuk melihat. Sora mengambil beberapa barang seperti powerbank dan buku catatan kecil yang berada di dalam koper.

“hm?”. Tangan kecilnya yang masuk ke paling dalam kantong koper meraba sesuatu dan merogoh lebih dalam. Begitu Sora berhasil mengambilnya, ia menarik satu buku catatan sedang yang langsung ia buka lebar-lebar.

Tepat di halaman awal, terpasang sebuah foto seukuran buku menampilkan dua sosok pria yang sangat kontras dengan ekspresi cerah menghadap kamera.

Jelas dua orang di foto ini adalah kedua orang tuanya.

Sora merasa menemukan harta karun. Ia kemudian berbalik ke kamarnya, lupa untuk membangunkan sang ibu di sofa dengan senyum lebar.

Sora segera naik ke kasur dan membuka kembali buku catatan sedang bersampul hardcover berwarna biru tua itu dengan wajah sumringah. Ia membaca sederet kalimat yang tertulis di halaman berikutnya.

selamat ulang tahun? Ooh? Ini hadiahnya papa buat mama ya? Kok album sih? ‘. Batinnya. Sora kembali membuka satu demi satu halaman dan akhirnya mengerti bahwa album ini adalah ringkasan dari catatan pertemuan pertama sang ayah dengan ibunya hingga mereka menikah.

Terlihat bagaimana jarak mereka saat berfoto. Di foto awal, keduanya berada pada jarak yang cukup jauh, bahkan ekspresi wajah mereka sama sekali tidak selaras. Tapi di pertengahan album, jarak mereka kini dekat bahkan Soraru mulai melihat kamera. Kemudian jarak jauh itu berubah menjadi dekat, pose kaku dan canggung berubah menjadi rangkulan.

Dan mendekati akhir, foto menunjukkan keduanya yang tampak bahagia. Keduanya tersenyum dan tertawa dimanapun mereka berfoto.

Mendadak, Sora seperti bisa merasakan perjalanan panjang dan memahami kisah hidup orang tuanya tanpa harus mendengar penuturan siapapun.

Baby Breath || MafuSora  [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang